Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Tri.
Jakarta: Mata uang rupiah kembali bersinar pada penutupan perdagangan hari ini. Rupiah naik setelah potensi penurunan suku bunga The Fed pada tahun depan semakin kencang.
Bloomberg mencatat mata uang rupiah naik 0,08 persen dengan berada pada level Rp15.417 per dolar AS. Yahoo Finance melansir mata uang rupiah naik 0,07 persen ke level Rp15.414 per USD.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan The Fed mengisyaratkan pihaknya telah selesai menaikkan suku bunga dan akan mempertimbangkan penurunan pada 2024.
"Pasar sekarang memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga antara tiga hingga lima kali pada 2024, meskipun bank tersebut hanya memberikan sedikit sinyal mengenai luasnya rencana penurunan suku bunga," tutur dia.
The Fed juga diperkirakan akan bertindak cepat untuk memastikan kesenjangan antara suku bunga The Fed dan realisasi inflasi agar melebar terlalu jauh.
"Jika inflasi turun jauh lebih cepat dibandingkan suku bunga acuan The Fed hal ini dapat memperketat kondisi moneter lebih dari yang diharapkan oleh para pembuat kebijakan The Fed dan meningkatkan risiko terjadinya hard economic landing," tegas dia.
Optimis pasar terhadap ekonomi RI
Ibrahim mengungkapkan, pasar optimistis terhadap perekonomi Indonesia yang akan tumbuh lebih kuat pada 2024, sebesar 5,2 persen, dibandingkan dengan tahun ini yang diproyeksikan tumbuh lima persen.
"Membaiknya pertumbuhan ekonomi akan didukung oleh permintaan domestik yang kuat sejalan dengan kepercayaan konsumen yang tinggi dan dorongan dari pengeluaran terkait Pemilu," jelas dia.
Selain itu, pembangunan proyek strategis nasional (PSN), termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN), juga mendorong pemulihan permintaan eksternal secara bertahap yang diperkirakan akan mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.
"Seyogianya, sinergi kebijakan yang kuat di antara para pembuat kebijakan tetap harus dijaga untuk menjaga stabilitas dan mendukung kegiatan ekonomi," tutur Ibrahim.
Kemudian, Bank Indonesia (BI) terus memperkuat bauran kebijakan ekonomi dengan meningkatkan suku bunga kebijakan, mengelola volatilitas nilai tukar, dan meningkatkan pendalaman pasar keuangan, terutama guna menjaga ekspektasi inflasi dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
BI juga melanjutkan implementasi kebijakan makroprudensial yang akomodatif dengan memperkuat Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan menurunkan persyaratan Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) untuk mendorong penyaluran kredit perbankan kepada dunia usaha.
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan ditutup menguat.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp15.400 per USD hingga Rp15.370 per USD," tutup Ibrahim.