Ilustrasi. Medcom
Jakarta: Kasus kematian mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Kenzha Walewangko mulai menemui titik terang. Saksi kunci, Alfa, 30, membeberkan kronologis pengeroyokan yang dilakukan dua mahasiswa UKI lainnya di daerah kampus pada Selasa, 4 Maret 2025.
Alfa mengatakan sebelum merenggang nyawa, Kenzha sempat dipukuli dua mahasiswa fakultas hukum UKI. Dia melihat langsung peristiwa itu saat keluar dari lorong perpustakaan kampus sekitar pukul 18.30 WIB.
Saat itu, Alfa melihat ke arah halaman kampus yang sudah ramai akibat keributan antara korban dan terduga pelaku. Dia melihat langsung korban bersama temannya, Eril, mahasiswa Fisipol, yang mencoba membawa pergi korban dari lokasi untuk menghindari keributan berkepanjangan.
"Saya tunggu di parkiran motor. Saya lihat Eril dan Putra (teman korban) mau membawa Kenzha pulang. Tapi memang, Kenzha masih teriak bawa-bawa ras," kata Alfa kepada Metrotvnews.com, Kamis 24 April 2025.
Setelahnya kedua terduga pelaku akan memindahkan motor dan berjalan menuju parkiran, mereka melihat korban masih teriak-teriak sembari menggoyangkkan pagar yang menjadi TKP tewasnya Kenzha di halaman kampus.
"Di situ pagar belum jebol. Tapi security sudah ramai karena mereka ingin mengamankan si Kenzha ini," ucap alumni mahasiswa Fisipol UKI itu.
Alfa memerintahkan Eril dan Putra untuk menarik Kenzha agar cepat pergi dari lokasi. Tetapi, kedua terduga pelaku pengeroyokan, Thomas dan Gery, berlari ke arah Kenzha.
Alfa berpikir situasi bakal aman terkendali karena sudah banyak petugas keamanan kampus yang berjaga. Namun, Gery justru memukuli Kenzha yang dilindungi pihak security. Akibat dorongan yang terlalu kuat, pagar besi pun roboh.
"Jadi (urutannya) di bawah got, pagar, baru Kenzha di atasnya. Di situ mulut Kenzha sudah berdarah," terang Alfa.
Alfa mengatakan Gery langsung diamankan petugas keamanan kampus. Kemudian, terduga pelaku lainnya, Thomas, ikut masuk ke kerumunan petugas keamanan kampus dan memaki-maki serta memukuli korban. Thomas pun akhirnya dibawa ke dekat rumah duka RS UKI untuk menghindari keributan yang berkepanjangan.
"Kenzha dibawalah sama salah satu security naik ke atas motor. Sebelum naik ke atas motor kepalanya Kenzha menggantung karena dia kan keadaan mabuk mungkin masih pusing. Thomas karena badannya kecil, dia lari ke arah Kenzha ditendanglah mukanya pakai kaki, tulang ketemu tulang suaranya kenceng. Kemudian, korban kepalanya dibenturkan ke aspal," tutur Alfa.
Melihat Kenzha yang sudah tak berdaya ditendang dengan keras, Alfa maju untuk melerai. Dia sempat terlibat cekcok dengan Thomas sampai diajak duel satu lawan satu.
“Setelahnya Thomas diamankan kembali, lalu Kenzha dibawa ke RS UKI,” ujar dia.
Polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus kematian Kenzha. Padahal, Polres Metro Jakarta Timur sudah melakukan prarekonstruksi beberapa waktu lalu.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly menegaskan pihaknya tidak ada niat untuk mengulur waktu pengungkapan kasus kematian Kenzha. Menurut dia, proses penyelidikan secara ilmiah (Scientific Crime Investigation/SCI) untuk mengetahui lengkap kronologis dan sebab kematian Kenzha memang membutuhkan waktu.
"Agak lama dalam soal ini karena pemeriksaan laboratorium forensiknya yang lama. Karena apa pemeriksaan digital forensik terkait dengan CCTV yang ada. Pemeriksaan tentang jaringan, histopatologi, pemeriksaan tentang toksikologi. Pemeriksaan terhadap DNA dan pemeriksaan yang lain-lain. Itu yang menyebabkan hasilnya agak lama," kata Nicolas.