Ilustrasi. Foto: dok MI.
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan.
Mengutip data Bloomberg, Rabu, 12 Maret 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.452 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 43 poin atau setara 0,27 persen dari posisi Rp16.409 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 43 poin, sebelumnya sempat melemah 60 poin di level Rp16.452 dari penutupan sebelumnya di level Rp16.409," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp16.440 per USD. Rupiah turun 41 poin atau setara 0,25 persen dari Rp16.419 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.453 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 23 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.430 per USD.
(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
Menanti kebijakan moneter Fed
Ibrahim mengungkapkan, para pedagang bersiap untuk data indeks harga konsumen utama, yang akan memberikan lebih banyak petunjuk tentang ekonomi dan dapat memberikan wawasan tentang keputusan suku bunga Federal Reserve di masa mendatang.
"Pasar khawatir agenda tarif Trump akan mendukung inflasi dan mencegah Federal Reserve memangkas suku bunga segera, dengan pembacaan Rabu diharapkan akan memperkuat gagasan ini," terang dia.
Pejabat Fed, lanjut Ibrahim, telah mengindikasikan pemotongan suku bunga jangka pendek tidak mungkin terjadi, menekankan kewaspadaan atas risiko inflasi, terutama mengingat kebijakan tarif baru-baru ini. Fed sendiri dijadwalkan bertemu pada 18-19 Maret untuk memutuskan suku bunga.
Di sisi lain, pada awal Februari, pemeringkat internasional Fitch Ratings mempertahankan peringkat kredit ‘BBB’ untuk Indonesia. Hal ini menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia cenderung stabil dengan terjaganya rasio utang pemerintah.
Mempertahankan outlook stabil mencerminkan keyakinan Fitch Indonesia diprediksi tetap mampu menjaga stabilitas makroekonomi dengan memelihara prospek
pertumbuhan ekonominya.
Meski defisit fiskal diproyeksikan sedikit meningkat ke 2,5 persen dari PDB pada tahun ini, Fitch menganggap pemerintah tetap berkomitmen untuk meningkatkan mobilisasi pendapatan sekaligus melaksanakan efisiensi pengeluaran sehingga diperkirakan akan menurun secara moderat dari 40,4 persen terhadap PDB pada 2025 menjadi 39,1 persen terhadap PDB pada 2028.
Fitch menilai prospek pertumbuhan Indonesia dalam jangka menengah masih tinggi, didukung oleh stabilitas ekonomi dan permintaan domestik yang masih baik. Kendati demikian, digarisbawahi terdapat tantangan untuk mengoptimalkan pendapatan negara.
"Lembaga yang berbasis di New York dan London itu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sebesar lima persen pada 2025, didukung oleh konsumsi domestik yang kuat," tutur Ibrahim.
Melihat berbagai perkembangan tersebut Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan besok akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan kembali melemah.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.440 per USD hingga Rp16.500 per USD," jelas Ibrahim.