Senat AS Loloskan RUU Pemotongan Pajak Trump

Washington: Senat yang dipimpin Partai Republik meloloskan RUU Besar yang Indah dari Presiden AS Donald Trump, sebuah langkah besar menuju tujuan Trump untuk mengirimkan undang-undang tersebut ke mejanya dan menandatanganinya pada akhir minggu ini.

Dikutip dari Xinhua, Rabu, 2 Juli 2025, RUU yang luas itu disahkan dengan suara tipis 51 banding 50, dengan Wakil Presiden AS JD Vance memberikan suara penentu. Tiga anggota parlemen Partai Republik adalah satu-satunya yang memberikan suara tidak: senator Susan Collins, Thom Tillis dan Rand Paul.

Undang-undang tersebut dianggap sebagai kemenangan legislatif terbesar Partai Republik menjelang pemilihan paruh waktu tahun depan, di mana partai tersebut dapat kehilangan mayoritas tipisnya di DPR.

RUU tersebut memperpanjang Undang-Undang Pemotongan Pajak dan Pekerjaan Trump tahun 2017, memangkas pajak atas tip, dan menyediakan pengeluaran baru untuk militer dan keamanan perbatasan.

"Hari ini adalah hari bersejarah dan kami sangat gembira menjadi bagian dari sesuatu yang akan membuat Amerika lebih kuat, lebih aman, dan lebih sejahtera," kata Pemimpin Mayoritas Senat John Thune setelah RUU tersebut disahkan Senat.

Namun, masih ada satu rintangan besar lagi yang harus dihadapi, karena RUU tersebut harus disahkan di DPR, yang diperkirakan akan mulai memberikan suara paling cepat pada hari Rabu.

"Ini RUU yang hebat. Ada sesuatu untuk semua orang, dan saya pikir RUU ini akan berjalan dengan sangat baik di DPR. Sebenarnya, saya pikir RUU ini akan lebih mudah di DPR daripada di Senat," kata Trump.
 

Baca juga:  Dampak Tarif Reda, The Fed Diprediksi Pangkas Suku Bunga Lebih Cepat

(Gedung Putih. Xinhua/Liu Jie)

Ditentang Partai Demokrat

Namun, Demokrat sangat menentang RUU besar tersebut, yang mendanai agenda yang sangat bertentangan dengan Demokrat.

Demokrat mengecam pemotongan pajak dalam RUU tersebut sebagai pengurangan yang menguntungkan orang kaya. Partai Republik berpendapat bahwa pemotongan anggaran akan membantu kelas menengah.

RUU tersebut membuat marah Partai Demokrat karena apa yang disebut partai tersebut sebagai pemotongan program-program penting seperti Medicaid -- jaminan kesehatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah -- serta kupon makanan.

Partai Demokrat juga khawatir RUU tersebut akan menambah triliunan dolar AS ke utang nasional yang melonjak.

Sebuah analisis dari Kantor Anggaran Kongres (CBO) yang nonpartisan mengatakan perubahan yang dilakukan Trump dalam versi RUU Senat akan menambah triliunan dolar ke utang nasional yang sudah signifikan, dan bahwa RUU tersebut akan menciptakan kerugian besar dalam jaminan kesehatan.

CBO telah memperkirakan RUU tersebut akan menambah utang nasional sebesar USD2,4 triliun dalam 10 tahun ke depan, sementara juga akan meningkatkan defisit sekitar USD3,3 triliun antara tahun 2025 dan 2034.

Analisis CBO juga memperkirakan RUU tersebut akan menyebabkan 11,8 juta warga Amerika kehilangan asuransi mereka pada 2034, yang, seperti dikatakan para ahli, pasti akan menciptakan rintangan bagi pengesahan RUU tersebut di DPR sebelum batas waktu Trump pada 4 Juli.