Polisi Ungkap Rencana Penyiksaan Kacab Bank Pemerintah

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra/Metro TV/Siti

Polisi Ungkap Rencana Penyiksaan Kacab Bank Pemerintah

Siti Yona Hukmana • 16 September 2025 22:53

Jakarta: Polisi mengungkap Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bang Pemerintah di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Mohamad Ilham Pradipta, sempat hendak dibawa ke 'safe house' oleh penculik. Di rumah itu, para tersangka akan memaksa korban untuk membantu pemindahan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan.

"Saudara D dan AAM, JP, memiliki safe house yang mana lokasi safe house tersebut diharapkan untuk bisa memaksa korban utk melakukan kegiatan pemindahan dana," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa, 16 September 2025.

Sementara itu, Kasubdit Jatanras AKBP Abdul Rahim mengatakan safe itu disediakan oleh prajurit TNI dari satuan elite Kopassus berinisial Sersan Kepala (Serka) N. Namun, rencana membawa korban ke safe house itu gagal lantaran tengah disewa orang.

"Pada saat perencanaan, N menyanggupi untuk menyiapkan posko. Namun, pada pelaksanaannya N menyampaikan bahwa posko yang disiapkan sedang disewa oleh orang lain. Sehingga tidak dibawa ke posko, sehingga dipaksa dalam mobil Fortuner," ujar Rahim
 

Baca: Kronologi 2 Oknum Prajurit Terlibat Pembunuhan Kacab Bank Pemerintah

Rahim menambahkan tersangka oknum TNI dari satuan elite Kopassus Kopda FH dan Serka N, serta dua sipil inisial JP dan U membawa korban menggunakan mobil Fortuner hitam ke daerah persawahan di Kabupaten Bekasi. Di situ lah, tersangka membuang korban dengan kondisi sudah lemas.

"Kenapa tidak jadi datang tim penjemput? Sebenernya tim penjemput itu tidak ada. Yang ada itu adalah tim IT yang disiapkan oleh K alias C. Justru tim penjemput ini adalah N dan JP. Yang mana seharusnya N dan JP bawa korban ke posko. Setelah di posko, korban dipaksa," ujar Rahim

Rahim menyebut seandainya korban mau memindahkan dana dari rekening dormant ke rekening penampungan, baru nanti tim IT yang disiapkan oleh K alias C akan datang sama-sama membawa korban ke bank.

"Nanti akan dieksekusi rekening dormant tersebut di bank kantornya si korban bekerja," ucap Rahim.

Polisi menetapkan 17 tersangka

Untuk diketahui, hingga kini sudah ada 17 orang ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan atas kasus tersebut. Sebanyak 15 orang ditangkap dan ditahan oleh Polda Metro Jaya.

Sementara, dua lainnya merupakan anggota TNI AD dari satuan elite Kopassus berinisial Serka N dan Kopda FH. Keduanya ditetapkan tersangka dan ditahan oleh Polisi Militer Kodam (Pomdam) Jaya.

Adapun para tersangka ini perannya terbagi menjadi empat klaster. Yakni, aktor intelektual, pembuntutan, penculikan, dan penganiayaan yang menyebabkan meninggal dan membuang korban. Motif mereka berencana memindahkan dana dari rekening dormant ke rekening penampungan.

Aktor intelektualnya ialah C alias K dan Dwi Hartono (DH). Sementara itu, masih ada tersangka EG yang masih dicari dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Kemudian, mencari sosok S yang menginformasikan kepada C alias K terkait rekening dormant. Namun, S Belum menjadi DPO.

Mohamad Ilham Pradipta diculik di parkiran Lotte Mart Pasar Rebo, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur pada Rabu, 20 Agustus 2025. Aksi penculikan pria 37 tahun itu terekam CCTV.

Korban ditemukan tewas oleh seorang warga di persawahan saat menggembalakan hewan ternak di Desa Naga Sari, Serang Baru, Kabupaten Bekasi pada Kamis pagi, 21 Agustus 2025 pukul 05.30 WIB. Korban dalam kondisi mata terlilit lakban dan tangan serta kaki terikat.

Hasil autopsi, pelaku diduga membunuh korban dengan benda tumpul pada bagian dada dan leher. Korban juga diduga tewas karena kehabisan oksigen. Sebab, diduga ada tekanan pada tulang leher dan dada yang menyebabkan korban kesulitan bernapas.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Sholahadhin Azhar)