Presiden Joko Widodo. (MI/Ramdani)
Sri Utami • 24 June 2023 21:11
Jakarta: Pakar politik UMY, Ridho Al Hamdi, menilai pernyataan Presiden Joko Widodo tentang harapan menjadi bangsa besar yang kokoh, berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi tidak sejalan dengan laku yang dilakukan, khususnya pada tahun politik ini. Pemikiran Jokowi disebut dipengaruhi banyak orang.
"Artinya begini Presiden kita sering sekali bertolak belakang antara laku dan perkataan. Padahal sejak awal ini merupakan Presiden-nya rakyat tapi kita lihat saja yang terjadi sekarang," ujar Ridho, Sabtu, 24 Juni 2023.
Menurut dia, pengaruh banyak orang membuat kebijakan yang dilahirkan Jokowi tidak sesuai dengan harapan yang disampaikannya. "Dulu dia sebagai Presiden yang dicintai rakyat, sekarang dicintai konglomerat," ujar dia.
Sementara itu, anggota Fraksi Partai Demokrat Santoso, menuturkan pidato yang disampaikan Jokowi merupakan harapan atau keinginan semua rakyat Indonesia. Sehingga, yang harus dikedepankan adalah kesesuaian antara harapan dan upaya mewujudkannya.
"Memang itu keinginan standar seluruh rakyat Indonesia. Jika ada persepsi tidak sesuai dengan yang dia lakukan selama kepemimpinannya itu wajar saja karena kita tidam bisa melarang penilaian publik," ungkap dia.
Dia mencontohkan pernyataan Jokowi yang berubah-ubah tentang cawe-cawe politik. Hal ini kontradiktif dengan harapan yang disampaikan Jokowi dalam pidato hari ini di Bulan Bung Karno.
"Mungkin jelang akhir kepemimpinan bahwa banyak yang beliau lakukan itu belum selesai, akhirnya mengajak semua elemen bangsa untuk seperti yang dia sampaikan. Semoga yang dia sampaikan ini konsisten," tutur dia.