Harga Minyak Dunia Melejit Imbas OPEC+ Kerek Produksi dan Pengenaan Tarif Trump

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Harga Minyak Dunia Melejit Imbas OPEC+ Kerek Produksi dan Pengenaan Tarif Trump

Husen Miftahudin • 10 July 2025 08:48

Houston: Harga minyak dunia naik pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB), mendekati level tertinggi dalam dua minggu. Pasar menyerap dampak peningkatan produksi OPEC+ yang lebih besar dari perkiraan dan ketidakpastian yang berkelanjutan seputar kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS).
 
Dikutip dari Investing.com, Kamis, 10 Juli 2025, minyak mentah Brent naik 89 sen menjadi USD70,47 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 80 sen menjadi USD68,73. Kedua harga acuan berada di jalur untuk mencapai penutupan tertinggi sejak 24 Juni.
 
OPEC+ pada Sabtu menyetujui kenaikan produksi sebesar 548 ribu barel per hari (bph) untuk periode Agustus, melampaui kenaikan bulanan sebesar 411 ribu bph yang tercatat di awal musim panas ini.
 
Langkah ini mempercepat pengurangan pemangkasan sukarela sebesar 2,2 juta bph dan mengisyaratkan kenaikan serupa kemungkinan akan diumumkan pada pertemuan OPEC berikutnya pada 3 Agustus.
 
Meskipun produksi meningkat, persediaan distilat menengah yang ketat dan gangguan pengiriman di Laut Merah yang berkelanjutan telah membantu menjaga harga tetap stabil. Analis di Rystad Energy mencatat pasokan fisik aktual masih lebih ketat daripada yang ditunjukkan oleh angka produksi utama.
 

Baca juga: Harga Minyak Naik Lagi, Brent Tembus USD70/Barel


(Ilustrasi pergerakan harga minyak. Foto: dok ICDX)
 

Tarif Trump tambah volatilitas harga minyak lebih lanjut

 
Kebijakan perdagangan AS menambah volatilitas lebih lanjut. Presiden AS Trump mengumumkan tarif baru pada 14 negara dan delapan negara baru kemudian dengan kisaran tarif sebesar 20 hingga 50 persen.
 
Para pedagang juga menantikan data inventaris mingguan AS. API dan EIA masing-masing dijadwalkan akan melaporkan pada hari Selasa dan Rabu. Analis memperkirakan penurunan stok minyak mentah sebesar 2,8 juta barel untuk pekan yang berakhir pada 4 Juli, yang akan menjadi penurunan keenam dalam tujuh minggu.
 
Ke depannya, para analis melihat Brent merosot kembali ke sekitar USD65 di musim gugur ini, karena permintaan musiman memudar dan barel OPEC+ memasuki pasar.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)