Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Foto: Metrotvnews.com/Siti Yona Hukmana.
Mohamad Farhan Zhuhri • 19 April 2025 15:18
Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menilai pengelola pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut), tidak profesional. Penilaian itu disampaikan pasca terjadinya kemacetan horor di wilayah tersebut.
"Ini (kemacetan) menunjukkan bahwa ketidakprofesionalan pengelola yang ada di Tanjung Priok," kata Pramono dikutip dari Media Indonesia, Sabtu, 19 April 2025.
Pramono mengatakan, dirinya telah mendapatkan info dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta terkait permasalahan kemacetan di Tanjung Priok. Yakni, antrean truk kontainer yang ingin bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok melebih kapasitas normal.
"Yang terjadi di dalam Tanjung Priok untuk muatannya yang harusnya 2.500 truk per hari kemarin itu
dipaksakan untuk menjadi 4.000 truk per hari. Sehingga mengalami jam dan akhirnya saya juga baru tahu tadi pagi dari Kepala Dinas Perhubungan bukan lagi 4.000 tetapi menjadi 7.000 truk per hari," sebut dia.
Kendati persoalan tersebut bukan tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta melainkan PT Pelindo, namun warga DKI Jakarta yang menjadi korban akibat hal tersebut. Ia pun meminta maaf kepada seluruh warga yang terdampak kemacetan itu.
"Peristiwa yang terjadi di Tanjung Priok ini sungguh membuat saya resah. Untuk itu secara khusus saya ingin menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya," sebut dia.
Pramono memerintahkan jajaran Dinas Perhubungan untuk memberikan teguran yang keras. Sebab, persoalan tersebut berlangsung selama berhari-hari.
"Pelindo secara terbuka sudah meminta maaf baik kepada pemerintah Jakarta yang terkena akses dari hal tersebut maupun kepada masyarakat. Tetapi apapun karena ini terjadi di Jakarta, sebagai Gubernur Jakarta saya bertanggung jawab dan memohon maaf atas kejadian tersebut dan tidak boleh terjadi kembali," ujar dia.
Kemacetan horor terjadi di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis, 17 April 2025. Pihak PT Pelindo menjelaskan penyebab kemacetan karena adanya bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok.
Kemacetan yang terjadi disebutkan berawal dari meningkatnya jumlah truk yang keluar-masuk Pelabuhan Tanjung Priok secara drastis. Menurutnya, normalnya pelabuhan hanya menampung sekitar 2.500 truk per hari. Namun karena adanya libur panjang dan Idul Fitri, jumlah tersebut melonjak drastis.