Emas Pecah Rekor Tertinggi, Momentum Bullish Masih Kuat

Emas batangan. Foto: Bareksa.com

Emas Pecah Rekor Tertinggi, Momentum Bullish Masih Kuat

Husen Miftahudin • 23 September 2025 10:32

Jakarta: Harga emas dunia (XAUUSD) kembali mencatatkan reli spektakuler dengan menorehkan rekor tertinggi baru di USD3.747 pada perdagangan kemarin Senin, 22 September 2025. Pada awal sesi Asia Selasa pagi  XAU/USD bahkan diperdagangkan di atas USD3.750, menguat lebih dari 1,60 persen seiring melemahnya dolar AS.
 
Momentum bullish yang tercipta saat ini menandakan peluang kenaikan harga emas masih sangat terbuka, didukung oleh prospek pelonggaran moneter The Fed dan meningkatnya permintaan aset safe-haven.
 
Secara teknikal, menurut analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average mengonfirmasi tren bullish XAUUSD masih sangat kuat.
 
"Jika tekanan bullish berlanjut, emas berpotensi naik hingga ke USD3.775 dalam jangka pendek," kata Andy dikutip dari analisis hariannya, Selasa, 23 September 2025.
 
Namun, ia juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi koreksi teknikal. "Jika harga gagal mempertahankan kenaikan dan terkoreksi, level USD3.712 menjadi area penurunan terdekat yang harus diwaspadai," tambah dia.
 
Optimisme pasar terhadap emas kian menguat setelah Federal Reserve AS memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) minggu lalu pemotongan pertama di 2025. Langkah ini diambil di tengah tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja dan meningkatnya risiko terhadap prospek ekonomi, meskipun inflasi masih relatif tinggi.
 
Suku bunga yang lebih rendah menurunkan biaya peluang untuk memegang emas, logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil, sehingga mendorong kenaikan permintaan investor.
 
Sentimen dovish juga diperkuat oleh pernyataan Gubernur The Fed Stephen Miran yang menolak pengurangan hanya seperempat poin dan justru mendukung pemangkasan lebih dalam hingga 50 bp untuk mengantisipasi risiko ekonomi lebih besar. Harapan pemotongan lanjutan di akhir tahun membuat pasar kian yakin bahwa kebijakan moneter longgar akan terus menopang harga emas.
 

Baca juga: Kenaikan Masih Berlanjut, Harga Emas Dunia Cetak Rekor Tertinggi


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Ketegangan geopolitik jadi katalis tambahan

 
Ketegangan geopolitik pun menjadi katalis tambahan. Reuters melaporkan pasukan Rusia telah menguasai pemukiman Kalynivske di wilayah Dnipropetrovsk, Ukraina, yang kembali memicu kekhawatiran global. Menurut analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff, aliran permintaan safe-haven terus berlanjut di tengah ketegangan geopolitik dan langkah pemangkasan suku bunga The Fed, yang berpotensi mendorong harga emas lebih tinggi.
 
Menurut Andy, para pelaku pasar akan menunggu pernyataan penting dari para pejabat The Fed pekan ini, termasuk Ketua Jerome Powell pada Selasa malam (23/9). Setiap komentar bernuansa hawkish berpotensi mengangkat dolar AS dan menekan harga emas yang berdenominasi dolar dalam jangka pendek.
 
"Sebaliknya, sinyal dovish akan memperkuat ekspektasi pelonggaran lanjutan dan memberi dukungan tambahan bagi reli emas," tutur dia.
 
Dengan kombinasi pemangkasan suku bunga The Fed, ketidakpastian geopolitik, dan tren teknikal yang tetap menguat, prospek jangka pendek emas tetap positif. Namun, volatilitas diperkirakan meningkat menjelang pidato Jerome Powell.
 
"Para trader disarankan menerapkan disiplin manajemen risiko dan mencermati dua skenario, yakni peluang kenaikan menuju USD3.775 jika momentum bullish berlanjut, dan potensi koreksi ke USD3.712 jika muncul sinyal hawkish yang memperkuat dolar AS," terang Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)