Ini Penyebab Rupiah Terus-terusan Ambruk

Ilustrasi rupiah. Foto: dok MI/Rommy Pujianto.

Ini Penyebab Rupiah Terus-terusan Ambruk

Husen Miftahudin • 10 October 2023 17:17

Jakarta: Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan. Bahkan, posisi mata uang Garuda tersebut sudah tembus ke level Rp15.700 per USD.

Mengutip data Bloomberg, Selasa, 10 Oktober 2023, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.738 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun sebanyak 46 poin atau setara 0,30 persen dari posisi Rp15.692 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

"Pada penutupan pasar sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 46 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 55 poin di level Rp15.738 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp15.692 per USD," ungkap analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis harian.
 

Memanasnya Timur Tengah


Ibrahim mengungkapkan, dolar AS menguat didukung oleh status safe-haven seiring berlanjutnya kekerasan di Timur Tengah. Namun, kenaikannya terbatas setelah komentar dovish dari beberapa pejabat Fed.

"Militer Israel mengumumkan lebih dari 200 sasaran diserang semalam di Gaza ketika negara itu menanggapi serangan akhir pekan yang dilakukan oleh kelompok Palestina Hamas," terang dia.

Kondisi tersebut membuat para pedagang bersiap menghadapi konflik berkepanjangan, yang telah menewaskan lebih dari 1.500 orang, dan Israel kemungkinan akan melancarkan serangan darat pertamanya di Gaza sejak 2014.

Namun, kenaikan dolar terbatas setelah beberapa pejabat Fed mengindikasikan aksi jual obligasi baru-baru ini mungkin mengurangi kebutuhan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Menurut Ibrahim, ada sejumlah pejabat Fed yang akan menyampaikan pidato pada Selasa malam, menjelang rilis risalah pertemuan kebijakan moneter September pada Rabu dan kemudian data CPI AS pada Kamis.

Angka ini diperkirakan akan menunjukkan penurunan tahunan sebesar 5,0 persen, penurunan dari penurunan bulan sebelumnya sebesar 2,1 persen, sebuah indikasi kesulitan yang dialami kawasan ini sehari setelah rilis data serupa di Jerman menambah kekhawatiran akan potensi resesi.

"Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde akan berbicara nanti di sesi ini seiring dimulainya pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Maroko," tutur Ibrahim.

Baca juga: The Fed Berhati-Hati Naikkan Suku Bunga
 

Survei Konsumen turun tipis


Di sisi lain, terkoreksinya rupiah gegara Survei Konsumen September 2023 yang mengalami penurunan tipis. Hal tersebut terindikasi dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2023 sebesar 121,7, lebih rendah dibandingkan dengan 125,2 pada Agustus 2023 meskipun berada pada zona optimis.

"Meski menunjukkan penurunan, namun optimisme keyakinan konsumen masih cukup kuat pada September 2023 yang didorong oleh tetap optimisnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap ekonomi ke depan," papar Ibrahim.

Pada September 2023, keyakinan konsumen terjadi penurunan optimisme terutama pada responden dengan pengeluaran Rp2,1 juta sampai Rp3 juta. Di samping itu, berdasarkan usia, keyakinan konsumen pada September 2023 juga terpantau optimis pada seluruh kategori usia responden.

Secara triwulanan, IKK triwulan III 2023 juga mengalami penurunan dengan IKK sebesar 123,5, dibandingkan 127,2 pada triwulan II 2023. Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya IKE maupun IEK, yaitu untuk komponen ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan saat ini pada IKE, serta seluruh komponen IEK.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan besok akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan kembali mengalami pelemahan.

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.720 per USD hingga Rp15.770 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)