Kian Melemah, Rupiah Tembus Rp16.285/USD

Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Rommy.

Kian Melemah, Rupiah Tembus Rp16.285/USD

Arif Wicaksono • 5 June 2024 16:55

Jakarta: Laju mata uang rupiah kian melemah pada penutupan perdagangan hari ini.

Bloomberg mencatat mata uang rupiah melemah 0,41 persen ke level Rp16.285 per USD. Sementara Yahoo Finance melansir mata uang rupiah melemah 0,41 persen ke level Rp16.280 per USD.
 

baca juga:

Pagi-pagi Rupiah Sudah Melemah 0,29% ke Rp16.267/USD


Sedangkan dari sentimen domestik, pemerintah menetapkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun anggaran 2025 atau pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto melonjak ke kisaran 2,45 persen hingga 2,82 persen.

Defisit anggaran yang dirancang tinggi pada 2025 mempertimbangkan pemerintahan baru yang akan melanjutkan program-program pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebagaimana diketahui, tingkat defisit pada APBN 2025 tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan target defisit tahun ini yang ditetapkan sebesar 2,29 persen dalam APBN 2024.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) menyatakan pada akhir kuartal I-2024, posisi investasi internasional (PII) Indonesia mencatat kewajiban neto USD253 miliar. Angka ini turun dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir kuartal IV-2023 yang sebesar USD261,2 miliar.

Penurunan kewajiban neto tersebut bersumber dari penurunan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) dan peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).

Posisi AFLN Indonesia meningkat didorong peningkatan investasi penduduk pada berbagai instrumen finansial luar negeri. Posisi AFLN pada akhir kuartal I-2024 tercatat sebesar USD485,7 miliar, naik 0,4 persen (qtq) dari USD483,9 miliar pada akhir kuartal IV-2023.

Data terkini AS

Laju rupiah juga akan menanti data statistik ketenagakerjaan penting berikutnya akan dirilis pada Rabu pagi dengan rilis dari ADP. Para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones mengantisipasi data tersebut akan menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan swasta menambahkan 175 ribu pekerjaan pada Mei.

Para trader juga akan memantau data pembelian jasa dan nonmanufaktur yang akan dirilis Rabu. Setelah itu, perhatian akan beralih ke angka klaim pengangguran mingguan pada Kamis dan laporan pekerjaan Mei yang sangat penting pada Jumat.

"Rilis pasar tenaga kerja yang akan datang adalah fokus yang jelas untuk pasar secara luas,” kata Direktur Investasi di U.S. Bank Wealth Management, Bill Northey.

Kalender ekonomi menunjukkan peningkatan 173 ribu pekerjaan di Mei, di bawah 192 ribu yang tercatat di April. Penyimpangan sekitar kurang dari 30 ribu dari estimasi kemungkinan akan memicu reaksi spontan dan pembalikan arah.

Bill memprakirakan angka yang lemah, sejalan dengan statistik suram terkini seperti JOLT April, yang menunjukkan perekrutan terlemah sejak 2021, dan IMP Manufaktur ISM.

"Hal itu untuk sementara dapat membuat dolar AS turun," tegas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arif Wicaksono)