Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Fetry Wuryasti • 23 April 2024 14:14
Jakarta: Pada Maret 2024, Indonesia mengalami surplus perdagangan yang jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan, sebesar USD4,5 miliar (dibandingkan dengan konsensus sebesar USD1,2 miliar dan USD867 juta pada Februari 2024), tertinggi dalam 13 bulan terakhir.
Ekspor pada Maret cukup tinggi mencapai USD22,4 miliar (naik 16,4 persen MoM, atau berkurang 4,2 persen YoY). Hampir semua komoditas ekspor utama Indonesia meningkat secara bulanan pada Maret, termasuk bahan bakar mineral, lemak hewan/nabati, dan besi dan baja.
"Kami percaya ekspor akan tetap kuat pada April karena harga batu bara dan CPO yang masih tetap menguntungkan, meski akan terjadi penurunan musiman karena libur Idulfitri," kata analis makro Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno, Selasa, 23 April 2024.
Di sisi impor, terjadi penurunan signifikan menjadi hanya USD18 miliar pada Maret (dibandingkan USD18,4 miliar pada Februari), yang merupakan angka terendah dalam enam bulan terakhir. Semua impor berdasarkan kategori ekonomi, termasuk bahan baku, barang modal, serta barang konsumsi menurun.
"Seperti halnya ekspor, kami juga memperkirakan impor pada April akan turun karena libur Idulfitri sehingga aktivitas perdagangan menurun. Maka diperkirakan neraca perdagangan pada April tetap mencatatkan surplus yang cukup tinggi," kata Karinska.
Baca juga: Surplus Dagang Beri Angin Segar Bagi Rupiah |