Ilustrasi kebiasaan berbelanja/gaya hidup. Foto: mandiri-investasi.co.id
Husen Miftahudin • 3 September 2025 13:52
Jakarta: Warren Buffett, legenda investasi dunia yang dijuluki 'Oracle of Omaha', mengungkap lima kebiasaan keuangan yang menghambat seseorang dalam membangun kekayaan.
Dengan kekayaan bersih lebih dari USD100 miliar, Buffett menekankan disiplin finansial adalah kunci utama keluar dari jerat kemiskinan. Berikut lima kebiasaan yang membuat masyarakat tetap miskin menurut Warren Buffet.
1. Terjebak dalam siklus utang
Salah satu kebiasaan yang menurut Buffett paling merugikan adalah terjebak dalam siklus utang. Ia mengingatkan utang kartu kredit dengan bunga 15 persen sampai 25 persen hanya membuat uang habis untuk membayar bunga, bukan untuk investasi. Karena itu, ia menyarankan agar utang berbunga tinggi segera dilunasi sebelum mulai berinvestasi.
2. Abai investasi pada diri sendiri
Buffett menekankan pentingnya investasi pada diri sendiri. Ia mencontohkan pengalamannya mengikuti kursus
public speaking Dale Carnegie di awal karier. Menurut Buffet, peningkatan keterampilan melalui pendidikan, sertifikasi, atau pelatihan akan meningkatkan nilai ekonomis seseorang dalam jangka panjang.
3. Ikut-ikutan (FOMO)
Buffet menyoroti kebiasaan ikut-ikutan kerumunan atau
fear of missing out (FOMO). Banyak orang berinvestasi hanya karena tren, seperti pada saham viral atau
cryptocurrency, yang sering berujung kerugian. Buffett menilai keputusan finansial seharusnya didasarkan pada riset mandiri, bukan emosi sesaat.
(Ilustrasi jebakan gaya hidup. Foto: universalbpr.co.id)
4. Pola budgeting terbalik
Kesalahan umum lainnya adalah pola budgeting terbalik. Kebanyakan orang lebih dulu membelanjakan uangnya, lalu menabung dari sisa yang ada. Buffett menegaskan sebaliknya, yaitu belanjalah dari sisa tabungan. Ia menganjurkan untuk mengotomatiskan alokasi tabungan atau investasi minimal 20 persen dari pendapatan di awal bulan.
5. Gaya hidup
Kebiasaan terakhir yang disorot adalah
gaya hidup. Buffett mengingatkan membeli hal-hal yang tidak perlu pada akhirnya akan memaksa seseorang menjual hal-hal yang benar-benar penting. Ia sendiri masih tinggal di rumah sederhana sejak 1958 dan menghindari gaya hidup konsumtif. Menurut dia, hidup di bawah kemampuan pendapatan dan mengalokasikan selisihnya untuk investasi adalah langkah bijak.
Buffett menyimpulkan kekayaan dibangun melalui kebiasaan disiplin, bukan semata-mata dari pendapatan besar. Mulai dari melunasi utang, berinvestasi pada keterampilan, menghindari FOMO, memprioritaskan tabungan, hingga mengendalikan gaya hidup, semua pilihan itu akan menentukan kebebasan finansial seseorang di masa depan. (Muhammad Adyatma Damardjati)