Ilustrasi. Foto: Dok MI
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami pelemahan. Rupiah berbalik arah setelah sempat menguat terhadap dolar AS kemarin.
Mengutip data Bloomberg, Selasa, 17 Juni 2025, rupiah hingga pukul 09.12 WIB berada di level Rp16.300,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 35,5 poin atau setara 0,22 persen dari Rp16.265 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara, data Yahoo Finance mencatat rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.291 per USD. Rupiah juga melemah dari posisi pada penutupan perdagangan kemarin sebesar Rp16.260 per USD.
Rupiah diprediksi fluktuatif
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi memprediksi mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.220-Rp16.270 per USD.
Menurut Ibrahim, serangan baru oleh Israel dan Iran selama akhir pekan meningkatkan kekhawatiran bahwa pertempuran dapat meluas di seluruh wilayah dan secara signifikan.
“Rudal Iran menghantam Tel Aviv di Israel dan kota pelabuhan Haifa pada hari Senin, menghancurkan rumah-rumah dan memicu kekhawatiran di antara para pemimpin dunia pada pertemuan G7 minggu ini pertempuran antara dua musuh lama tersebut dapat menyebabkan konflik regional yang lebih luas,” tulis Ibrahim dalam risetnya.
(Ilustrasi. MI/Susanto)
Perkembangan terbaru telah memicu kekhawatiran tentang gangguan di Selat Hormuz, jalur pelayaran penting. Sekitar seperlima dari total konsumsi minyak dunia, atau sekitar 18 hingga 19 juta barel per hari (bpd) minyak, kondensat, dan bahan bakar, melewati selat tersebut.
Selain itu, fokus utama minggu ini yaitu serangkaian pertemuan bank sentral, dimulai dengan Bank Jepang, serta Federal Reserve (The Fed). Sementara Bank of England, Bank Nasional Swiss, dan Bank Rakyat China juga akan memutuskan suku bunga akhir minggu ini.
Dari dalam negeri, pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga kredibilitas dengan mengelola ULN secara hati-hati, terukur, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas pemerintah, setelah utang luar negeri Indonesia kembali mencatatkan kenaikan secara bulanan pada April 2025 senilai USD800 juta menjadi USD431,55 miliar atau sekitar Rp7.197,76 triliun (JISDOR akhir April 2025 Rp16.679 per USD).