Rupiah Jeblok, BI 'Nyalahin' Trump

Ilustrasi kurs rupiah. Foto: MI/Adam Dwi.

Rupiah Jeblok, BI 'Nyalahin' Trump

M Ilham Ramadhan Avisena • 25 March 2025 20:52

Jakarta: Bank Indonesia (BI) menilai pelemahan nilai tukar rupiah lebih banyak dipengaruhi oleh faktor ketidakpastian global yang masih cukup tinggi. Itu terutama setelah Donald Trump kembali menjadi Presiden Amerika Serikat dan kebijakannya yang mengutamakan kepentingan domestik (inward looking).
 
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Fitra Jusdiman mengatakan, kebijakan tarif tinggi, arah kebijakan The Federal Reserve (The Fed) yang berpotensi agresif (hawkish), dan gejolak politik yang terus memanas memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.
 
"Hal ini membuat US dollar kembali menguat terhadap sebagian besar mata uang lain dan yield UST (US Treasury) kembali meningkat," jelas Fitra saat dihubungi, Selasa, 25 Maret 2025.
 
Selain faktor ketidakpastian global itu, kata Fitra, hal lain yang mempengaruhi pergerakan rupiah belakangan ini ialah adanya kebutuhan valuta asing. Itu terutama dari korporasi, sejalan dengan pembayaran atau repatriasi dividen menjelang libur Lebaran.
 

Baca juga: Ancaman Resesi Menguat, Trump Buka Peluang Beri Keringanan Tarif


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

BI mati-matian jaga stabilisasi rupiah

 
Kendati begitu, bank sentral memastikan bakal terus memantau dan berada di pasar untuk melakukan berbagai langkah stabilisasi. Upaya yang bakal ditempuh ialah melalui triple intervention, yakni, spot, domestic non deliverable forward (DNDF), dan surat berharga negara (SBN).
 
"Itu akan dilakukan secara bold dan terukur untuk memastikan stabilitas nilai tukar dan keseimbangan demand/supply valas, sehingga dapat menjaga market confidence," tutur Fitra.
 
Lebih lanjut BI juga meyakini fundamental perekonomian dalam negeri masih cukup solid dan baik. Hal itu terlihat dari angka pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi di tengah ketidakpastian dunia.
 
"Merujuk hasil asesmen BI dalam RDG Maret lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga baik di tengah ketidakpastian yang masih tinggi," papar Fitra.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)