Ilustrasi. Foto: Dok MI
Insi Nantika Jelita • 1 September 2025 10:30
Jakarta: Bank Indonesia (BI) berupaya menstabilkan rupiah pascaaksi demonstrasi beberapa hari lalu. Pada pekan lalu, rupiah di pasar spot mengalami pelemahan 0,89 persen hingga ditutup di level Rp16.490 per USD.
"BI menegaskan komitmennya menjaga stabilitas nilai tukar dan kecukupan likuiditas rupiah," ujar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI Erwin Gunawan Hutapea dalam keterangan resmi, Senin, 1 September 2025.
Bank Indonesia, ungkapnya, berada di pasar untuk memastikan nilai tukar rupiah bergerak stabil melalui mekanisme pasar yang berjalan dengan baik. Upaya stabilisasi atau intervensi dilakukan melalui pasar non-deliverable forward (NDF) di pasar offshore, dan intervensi di pasar domestik melalui transaksi spot, DNDF, dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
"Hal ini agar rupiah tetap bergerak sesuai fundamentalnya," kata Erwin.
BI juga menjaga kecukupan likuiditas rupiah dengan membuka akses likuiditas kepada perbankan melalui transaksi repo, transaksi fx swap dan pembelian SBN di pasar sekunder, serta lending facility atau penyediaan dana rupiah.
Baca juga:
BI: Investor Bule Tarik Modal Asing Rp0,25 Triliun Minggu Ini |
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami penguatan. Rupiah sukses menguat saat dolar AS tertekan.
Mengutip data Bloomberg, Senin, 1 September 2025, rupiah hingga pukul 09.25 WIB berada di level Rp16.472,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 27 poin atau setara 0,16 persen dari Rp16.499,5 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara, data Yahoo Finance, mencatat rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.456 per USD. Rupiah terpantau menguat 19 poin dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.475 per USD.