Sore Ini Rupiah Parkir Mundur ke Level Rp15.930/USD

Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto.

Sore Ini Rupiah Parkir Mundur ke Level Rp15.930/USD

Husen Miftahudin • 21 November 2024 16:20

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan, di tengah kedigdayaan dolar AS imbas terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS.

Mengutip data Bloomberg, Kamis, 21 November 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.930 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 60 poin atau setara 0,38 persen dari posisi Rp15.870 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, harapan untuk jalur penurunan suku bunga telah dikurangi, meskipun tidak stabil, dalam beberapa minggu terakhir.

Pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin sebesar 52 persen pada pertemuan Fed Desember, turun dari 82,5 persen seminggu yang lalu, menurut FedWatch Tool milik CME.


(Ilustrasi rupiah. Foto: BTN)

Sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan sebagian besar ekonom memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan Desember, dengan penurunan yang lebih dangkal pada 2025 daripada yang diharapkan sebulan yang lalu karena risiko inflasi yang lebih tinggi dari kebijakan Trump.

Komentar terbaru dari pejabat Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, telah menunjukkan bank sentral bersikap lambat dan terukur dalam jalur penurunan suku bunganya.

"Investor sedang menunggu Trump untuk menunjuk seorang menteri keuangan, salah satu jabatan kabinet dengan profil tertinggi yang mengawasi kebijakan keuangan dan ekonomi negara. Beberapa pilihan Trump lainnya telah menimbulkan pertanyaan tentang kualifikasi dan pengalaman mereka," jelas Ibrahim.
 

Baca juga: Rupiah Kamis Pagi Melemah ke Level Rp15.947/USD
 

Ruang penurunan BI Rate terbatas


Bank Indonesia (BI) mengungkapkan masih akan ada ruang penurunan suku bunga atau BI Rate ke depan, meski akan terbatas. Penurunan suku bunga BI akan mempertimbangkan rendahnya inflasi serta pertumbuhan ekonomi nasional.

Lebih lanjut, melihat perkembangan dinamika global yang bergerak cepat, saat ini fokus BI diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik hingga perekonomian global, dengan perkembangan politik AS pascakemenangan Donald Trump sebagai Presiden.

"Sehingga, arah kebijakan suku bunga BI ke depan akan terus memperhatikan pergerakan nilai tukar rupiah dan prospek inflasi di dalam negeri serta perkembangan data dan dinamika kondisi yang berkembang dalam mencermati ruang penurunan suku bunga lebih lanjut," jelas Ibrahim.

Sebelumnya, BI memutuskan untuk menahan suku bunga atau BI Rate sebesar 6,00 persen, dengan suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen dan suku bunga Lending Facility 6,75 persen.

Keputusan menahan BI Rate ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan terkendalinya inflasi pada 2024 dan 2025 yang terkendali dalam sasaran 2,5 persen plus minus satu persen, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan stabilitas nilai tukar rupiah karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Jumat besok akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan kembali mengalami pelemahan.

"Besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.920 per USD hingga Rp16.000 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)