Ilustrasi. Foto: dok MI.
Husen Miftahudin • 4 October 2023 16:19
Jakarta: Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan. Mata uang Garuda tersebut pun terus-terusan merosot dan menembus level Rp15.600-an per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rabu, 4 Oktober 2023, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.634 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun sebanyak 54 poin atau setara 0,35 persen dari posisi Rp15.580 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah hari ini sejalan dengan pandangan hawkish dari Federal Reserve dan imbal hasil Treasury yang cetak rekor tertinggi dalam 16 tahun terakhir.
"Investor mengantisipasi kebijakan moneter restriktif dalam jangka waktu yang lebih lama karena ketahanan ekonomi yang luas, sehingga semakin memperkuat posisi greenback di pasar mata uang global," ujar Ibrahim dalam analisis harian.
Putaran baru inflasi dan kekhawatiran kenaikan suku bunga membuat dolar melonjak karena sejumlah pembuat kebijakan di Federal Reserve mengisyaratkan kenaikan suku bunga lagi pada November atau Desember untuk menjaga inflasi tetap terkendali dan mendekati target bank sentral sebesar dua persen pada tahun ini, dari posisi sekarang yang berada di level 3,7 persen.
Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan dia tetap bersedia mendukung kenaikan suku bunga kebijakan bank sentral pada pertemuan mendatang jika data yang masuk menunjukkan kemajuan inflasi terhenti atau berjalan terlalu lambat. Michael Barr, wakil ketua pengawasan The Fed, mengatakan bank sentral kemungkinan akan perlu mempertahankan kenaikan suku bunga untuk beberapa waktu.
Meskipun, inflasi telah menurun secara signifikan dari angka tertinggi dalam empat dekade terakhir yaitu lebih dari sembilan persen per tahun dibandingkan pada Juni 2022.
"Namun sayangnya, kenaikan harga minyak justru tidak terkendali dalam beberapa bulan terakhir dan menimbulkan kekhawatiran negara-negara non-penghasil minyak. Kondisi tersebut menyebabkan perekonomian akan kembali menghadapi beban berat pada akhir tahun ini," jelas Ibrahim.
Baca juga: Hadapi Tekanan dari Wall Street, IHSG Melemah