Ilustrasi Rupiah. Foto: MI/Susanto.
Husen Miftahudin • 14 December 2023 10:13
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami penguatan signifikan, setelah mengalami pergerakan fluktuatif dalam beberapa hari terakhir.
Mengutip data Bloomberg, Kamis, 14 Desember 2023, rupiah hingga pukul 9.45 WIB berada di level Rp15.481 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik sebanyak 180 poin atau setara 1,15 persen dari Rp15.661 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS) menurun setelah pengumuman hasil keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) AS.
Adapun, indeks dolar AS melemah menjadi 103,2, level terendah dalam sepekan terakhir. Demikian pula imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun turun di bawah 4,1 persen, terendah sejak awal 23 Agustus.
Diketahui, Bank Sentral AS (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil di level 5,5 persen pada FOMC pertemuan kemarin dan adanya rencana tiga kali penurunan suku bunga pada 2024. Keputusan The Fed tersebut sejalan dengan ekspektasi pasar.
The Fed melihat indikator-indikator AS terkini menunjukkan pertumbuhan ekonomi telah melambat, peningkatan lapangan kerja telah melambat namun tetap kuat, dan tingkat pengangguran tetap rendah.
"Setiap sinyal hawkish dari The Fed kemungkinan akan memicu penurunan tajam aset-aset yang didorong oleh risiko, yang telah meningkat tajam selama sebulan terakhir di tengah optimisme terhadap poros The Fed," ungkap Ibrahim dalam analisis hariannya.
Sebelumnya, The Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak 11 kali sejak 22 Maret, yang merupakan laju pengetatan tercepat sejak awal tahun 1980-an.
Ke depan, The Fed mengupayakan lapangan kerja dan inflasi maksimum sebesar 2 persen dalam jangka panjang dengan pemangkasan suku bunga setidaknya tiga kali menjadi 4,75 persen pada 2024.
Baca juga: Dolar AS Jatuh Usai Rilis Putusan The Fed
Menerawang pertumbuhan ekonomi RI di 2024
Di sisi lain, lanjut Ibrahim, pasar terus memantau komentar-komentar dari para ekonom, yang terus memberikan komentar positif tentang pertumbuhan ekonomi di 2024. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi lebih lambat pada tahun politik 2024, akan berada di kisaran 4,9 persen sampai 5,0 persen dibandingkan tahun ini yang diprediksi 5,0 persen.
"Salah satu penyebabnya karena tahun depan ada
Pemilu yang membuat semua pihak berhati-hati hingga berbagai kondisi negara maju yang masih mengalami kontraksi," papar dia.
Sebagai contoh, krisis properti di Tiongkok yang dinilai berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perekonomian global dan Indonesia. Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.
Tiongkok juga merupakan negara dengan penyumbang pertumbuhan ekonomi di dunia. Negeri Tirai Bambu tersebut menyumbang perekonomian dunia dalam 10 tahun terakhir kurang lebih 41 persen, jauh lebih besar dari Amerika Serikat (AS) yang hanya sebesar 22 persen dan Eropa cuma sembilan persenan.
Selain itu, yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan adalah harga komoditas yang melemah, seperti harga minyak mentah, minyak kelapa sawit, batu bara, hingga logam dasar. Kemudian, konsumsi domestik diperkirakan melemah karena upah yang belum naik signifikan.
"Hal ini membuat kalangan menengah bawah akan menahan konsumsi, tercermin dengan menurunnya penjualan kendaraan bermotor dan rumah," urai Ibrahim.
Lalu, inflasi umum diprediksi turun pada 2024. Inflasi tahun depan diprediksi di angka 2,5-3 persen. Namun, yang menjadi masalah adalah kenaikan harga pangan yang menyebabkan inflasi pangan akan lebih tinggi.
Menurut dia, konsumsi rumah tangga stabil akan cenderung melemah, investasi relatif stabil karena perlambatan karena faktor tahun politik diredam dengan kebijakan hilirisasi, ekspor melemah karena surplusnya menipis, belanja pemerintah menguat.
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan ditutup melemah.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.640 per USD hingga Rp15.710 per USD," tutup Ibrahim.