Alat Pemblokir Sinyal Diusulkan Dipasang di Lapas untuk Cegah Peredaran Ponsel

Ilustrasi lapas. Foto: MI/Susanto.

Alat Pemblokir Sinyal Diusulkan Dipasang di Lapas untuk Cegah Peredaran Ponsel

Fachri Audhia Hafiez • 23 May 2025 10:32

Jakarta: Alat pemblokir sinyal (jammer) diusulkan dipasang di lembaga pemasyarakatan (lapas). Usulan itu disampaikan untuk mencegah ponsel masuk ke lapas.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi XIII DPR Mafirion saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan di Komisi XIII DPR. Menurut dia, ponsel tidak akan bisa digunakan para narapidana jika alat tersebut dipasang.

“Pak Dirjen saya pikir mungkin tahun ini beli jammer aja, jadi geser anggaran beli jammer aja, kan jammer itu ada yang radius-radiusnya cukup. Jadi kalau sudah jammer itu, masuk barang (ponsel), enggak bisa digunakan, seperti Nusa Kambangan kan," kata Mafirion di Ruang Komisi XIII DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 22 Mei 2025.

Ia menilai jammer akan menyempitkan ruang gerak komunikasi dari dalam lapas. Khususnya komunikasi untuk mengendalikan peredaran narkotika.

“Mungkin ada uang (anggaran) yang digeser tahun ini, dibeli aja buat beberapa tempat, pasang itu, di tengah-tengah kan ada yang radius 10, 20, 30 meter, 100 meter itu lebih baik,” ungkap dia.
 

Baca juga: 

Ada 12 Insiden Besar, Legislator Nilai Menteri Imipas Gagal Kelola Lapas


Mafirion mengatakan para kepala lapas juga tak perlu repot untuk melakukan razia ponsel. Razia berulang sejatinya dilakukan karena masih ada yang melakukan penggunaan ponsel.

”Kalau kita begini terus, razia terus, di jammer aja, uji coba aja mungkin di 10 lapas, 20 lapas, itu pasti ampuh, dan itu harganya mulai 23 sampai 153 juta, tinggal beli yang murah aja dulu,” sebut dia.

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Kemenimipas, Kakanwil Ditjenpas Riau, Maizar mengaku bahwa praktik penyelundupan ponsel ke dalam lapas itu masih sering terjadi. Salah satu caranya yakni melibatkan oknum petugas.

“Sekarang yang sering terjadi ya bermain, jadi narapidana itu memanfaatkan petugas-petugas yang bisa dimanfaatkan,” ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)