Hari Pahlawan 10 November, Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di Tanah Surabaya

Ilustrasi/Media Indonesia.

Hari Pahlawan 10 November, Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di Tanah Surabaya

Silvana Febiari • 10 November 2025 06:54

Jakarta: Hari ini, 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap jasa serta pengorbanan para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hari nasional ini ditetapkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959. 

Sejarah Hari Pahlawan

Dikutip dari laman Wikipedia, Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia, khususnya dalam Pertempuran Surabaya yang terjadi pada tahun 1945. Kala itu, para tentara dan milisi Indonesia yang pro-kemerdekaan berperang melawan tentara Britania Raya dan Belanda yang merupakan bagian dari Revolusi Nasional Indonesia.

Pertempuran ini bermula dari meningkatnya ketegangan antara rakyat Surabaya dan pihak Sekutu setelah insiden Hotel Yamato, ketika masyarakat menurunkan bendera Belanda dan mengibarkan bendera Merah Putih. Situasi semakin memanas setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal A. W. S. Mallaby, pemimpin pasukan Inggris di Surabaya, yang kemudian memicu serangan besar-besaran pada 10 November 1945.

Ribuan pejuang gugur dalam pertempuran tersebut. Sementara Kota Surabaya mengalami kerusakan berat akibat serangan dari darat, laut, dan udara yang dilakukan pasukan Sekutu.

Meski demikian, semangat juang rakyat tidak pernah surut. Selama lebih dari tiga minggu, para pejuang dan warga Surabaya bertahan dengan segala keterbatasan, menunjukkan keberanian dan tekad pantang menyerah demi mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diraih.

Sejak saat itu, setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan dengan berbagai kegiatan. Mulai dari upacara bendera, tabur bunga di makam pahlawan, hingga kegiatan sosial dan edukatif yang menumbuhkan rasa nasionalisme dan semangat kebangsaan.


Pahlawan-pahlawan Indonesia. (Domain Publik)

Tokoh-Tokoh Penting dalam Pertempuran Surabaya

Bung Tomo

Mengutip dari website Kemenag, Bung Tomo adalah salah satu tokoh kunci dalam Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. Ia memiliki peran penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, terutama saat menghadapi upaya kembalinya penjajah di kota Surabaya.

Salah satu kontribusi Bung Tomo yang paling menonjol dalam pertempuran tersebut adalah melalui pidatonya. Pidato Bung Tomo berhasil membangkitkan semangat juang rakyat Surabaya untuk melawan para penjajah.

Gubernur Suryo

Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo atau yang lebih dikenal dengan sebutan Raden Suryo adalah Gubernur Jawa Timur sekaligus salah satu inisiator Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Gubernur Suryo merupakan tokoh yang paling aktif selama pertempuran berlangsung.

Salah satu peran pentingnya adalah menjalin komunikasi intens dengan para pemimpin nasional seperti Bung Karno dan Bung Hatta untuk meminta bantuan. Terutama, saat Inggris mengeluarkan ultimatum pada 10 November 1945.

KH. Hasyim Asy'ari

KH .Hasyim Asy'ari dikenal sebagai pelopor persatuan umat sekaligus tokoh modernisasi pesantren. Melansir dari Ensiklopedia Pahlawan Nasional, KH. Hasyim Asy'ari lahir pada 20 April 1875 di Demak dan termasuk tokoh penting dalam Pertempuran Surabaya 10 November 1945.

Peran KH Hasyim Asy'ari dalam pertempuran ini dimulai dari fatwa ‘Resolusi Jihad’ yang dikeluarkannya pada 22 Oktober 1945. Fatwa tersebut menegaskan kewajiban berjihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yang kemudian menjadi salah satu pemicu terjadinya Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
   

HR Mohammad Mangoendiprodjo

Mayjen TKR HR Mohammad Mangoendiprojo adalah pimpinan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan termasuk tokoh penting dalam Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Ia ia berperan sebagai wakil Indonesia dalam kontak dengan pasukan Inggris di Surabaya.

Mangoendiprodjo pernah mengalami peristiwa dramatis yang membahayakan nyawanya. Ia berusaha mencegah pasukan Inggris yang menduduki gedung Bank Internatio menembaki warga yang melakukan pengepungan. HR Mohammad Mangoendiprodjo meninggal dunia pada 13 Desember 1988 di Bandar Lampung.

Mayjen Moestopo

Prof. Dr. Moestopo lahir pada 13 Juni 1913 di Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur. Ia merupakan Mayjen TNI yang juga berperan dalam Pertempuran Surabaya 10 November 1945.

Selama masa pendudukan Jepang, Moestopo mengikuti pelatihan tentara Pembela Tanah Air (Peta) angkatan kedua di Bogor, Jawa Barat. Setelah menyelesaikan pelatihan, ia diangkat sebagai shudanco (komandan kompi) di Sidoarjo.

Mayjen Sungkono

Mayjen Sungkono merupakan salah satu pejuang tokoh Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Kepemimpinannya sangat dikenal di Jawa Timur karena Sungkono tidak hanya memberikan komando melalui radio, tetapi juga memimpin langsung pertempuran yang berkobar di berbagai bagian kota. Berkat perjuangan dan keberaniannya, Surabaya kemudian mendapat julukan “kota pahlawan”.

Abdul Wahab Saleh

Nama Abdul Wahab Saleh juga tercatat sebagai tokoh penting dalam Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Ia merupakan fotografer Antara yang berhasil mengabadikan momen bersejarah, termasuk perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato.

Abdul Wahab Saleh mendokumentasikan aksi heroik Arek-Arek Suroboyo selama pertempuran. Karya fotografinya menjadi salah satu bukti visual penting dari perjuangan rakyat Surabaya.

Tema dan Makna Logo Hari Pahlawan 2025

Tema tahun ini mengangkat semangat keberlanjutan nilai-nilai perjuangan melalui slogan: “Pahlawanku Teladanku — Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan.” Slogan ini mencerminkan semangat generasi penerus dalam meneladani perjuangan para pahlawan, dengan langkah yang mantap dan keyakinan penuh terhadap cita-cita kebangsaan.

Jiwa nasionalisme menjadi kekuatan utama yang mendorong bangsa Indonesia untuk terus bergerak maju, membawa api perjuangan yang diwariskan oleh para pendahulu menuju masa depan Indonesia Emas

Untuk memperkuat pesan tersebut, logo resmi Hari Pahlawan 2025 dirancang dengan filosofi visual yang terintegrasi. Setiap elemen dalam logo tidak hanya berfungsi sebagai unsur estetika, tetapi juga sebagai penyampai makna yang selaras dengan tema besar peringatan tahun ini.

Pertempuran Surabaya 10 November 1945 menjadi bukti keberanian dan pengorbanan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan. Semangat mereka kini menjadi makna mendalam di balik Hari Pahlawan setiap tanggal 10 November 2025. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febiari)