Kepla Staf Presiden Muhammad Qodari. Metro TV
Mohamad Farhan Zhuhri • 23 September 2025 10:45
Jakarta: Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari mendukung gerakan setop 'tot-tot wuk-wuk' yang digencarkan oleh banyak warganet di media sosial. Menurutnya, keresahan masyarakat atas penggunaan sirene dan strobo oleh mobil pengawal terjadi berulang, terlebih saat jam macet di jalan raya.
"Gerakan stop tot tot, wuk wuk, berawal dari protes warganet di media sosial. Warganet yang menyoroti penyalahgunaan sirine dan strobo pejabat publik," kata Qodari dalam keterangan pers, dikutip Selasa, 24 September 2025.
Ia pun menceritakan ketika dirinya bertugas sebagai Wakil Kepala Staf Kepresidenan. Kala itu, ia mengaku, membawa mobil pribadi sendiri tanpa ada pengawalan voorijder.
Ia mengaku jarang menggunakan sirene dan
strobo saat berkendara. Penggunaan sirene dan strobo tersebut, hanya dilakukan saat ketika dirinya ada kepentingan mendesak.
"Jadi, hanya pada kondisi-kondisi tertentu saja menggunakan strobo. Misalnya harus mengejar meeting dan yang lain-lain, selebihnya, tidak dipakai," ucap Qodari.
Ilustrasi. Dok Pixabay.
Ia mengatakan pejabat pemerintahan harus mencontoh Presiden Prabowo Subianto yang menghormati kenyamanan dari pengguna jalan kendati menggunakan pengawalan.
"Pak Mensesneg, Mas Pras sudah menegaskan bahwa pejabat publik harus bijak menggunakan pengawalan. Mencontoh Presiden Prabowo yang hormat kepada pengguna jalan lain," pungkas Qodari.
Sebelumnya, Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Inspektur Jenderal Agus Suryonugroho membekukan sementara penggunaan sirene dan rotator di jalan raya. Meski demikian, pengawalan terhadap kendaraan pejabat tertentu tetap dilaksanakan, tetapi penggunaan sirene dan strobo tidak lagi menjadi prioritas.