Trump Akui Pernah Ancam Bom Moskow dan Beijing kepada Kedua Kepala Negara

Vladimir Putin, Donald Trump, Xi Jinping. (EPA-EFE/Yuri Kochetkov)

Trump Akui Pernah Ancam Bom Moskow dan Beijing kepada Kedua Kepala Negara

Riza Aslam Khaeron • 9 July 2025 18:48

Jakarta: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara terbuka mengaku pernah mengancam Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping dengan serangan bom ke ibu kota negara mereka jika mereka melakukan invasi ke Ukraina atau Taiwan. 

Melansir CNN, pernyataan ini terungkap dari rekaman audio acara penggalangan dana tertutup pada tahun 2024, yang kini dipublikasikan untuk umum.

Dalam rekaman yang diperoleh penulis buku "2024", Trump menirukan peringatannya kepada Putin bahwa dia akan bom Moskow jika berani serang Ukraina.

“Dengan Putin saya bilang, ‘Kalau kamu masuk Ukraina, saya akan bom habis-habisan Moskow. Saya bilang saya tidak punya pilihan’” ujar Trump, mengaku bahwa pada awalnya Putin tidak percaya, tapi kemudian “Dia percaya saya sekitar 10%.”

Trump mengklaim dirinya juga menyampaikan ancaman serupa kepada Presiden Tiongkok Xi Jinping jika Beijing menyerang Taiwan. 

“Saya katakan kepada Xi, jika Anda serang Taiwan, saya akan bom Beijing,” ucap Trump.

“Xi mengira saya gila, tapi selama saya presiden, kita tidak pernah punya masalah,” tambahnya.

Ancaman Trump kepada kedua kepala negara ini diungkapkan dalam rangka meyakinkan para donatur menjelang pemilu Presiden AS 2024, bahwa pendekatan tegas dan diplomasi agresif miliknya mampu mencegah konflik besar selama masa pemerintahannya. 

Ia menyatakan, jika masih menjabat presiden, perang di Ukraina dan Taiwan bisa dicegah hanya dengan ancaman nyata. Trump juga menyindir pemerintahan Joe Biden yang dianggapnya gagal mencegah dua konflik besar tersebut.

Rekaman audio tersebut merekam sisi Trump yang lebih blak-blakan dan tak sungkan menampilkan strategi politik luar negeri di balik layar. 

Dalam beberapa acara penggalangan dana pada 2024 di New York dan Florida, Trump juga berulang kali membanggakan keberhasilannya menekan para donatur kaya untuk menyumbang puluhan juta dolar ke kampanyenya. 

Ia menceritakan kisah salah satu donatur yang awalnya menawarkan satu juta dolar untuk makan siang bersama, namun akhirnya ditekan agar memberi lebih banyak.
 

Baca Juga:
FBI Putuskan Jeffrey Epstein Tewas Bunuh Diri dan Tidak Ada 'Daftar Klien Epstein'

"Saya tekan hingga mau menyumbang $25 juta, itu gila,” tutur Trump.

“Anda harus berani meminta, Anda harus membuat mereka punya mentalitas itu,” tambah Trump.

Selain isu luar negeri, Trump juga menyinggung soal demonstrasi pro-Palestina di kampus Amerika. Ia mengancam akan mengusir mereka dari AS.

“Satu hal yang akan saya lakukan adalah mahasiswa yang berunjuk rasa, akan saya usir dari negara ini,” tegasnya. 

Menurut Trump, langkah tegas seperti itu diyakini akan menghentikan gelombang protes. Dalam rekaman itu pula, Trump menegaskan ke para donatur bahwa jika dirinya kembali terpilih gerakan protes pro-Palestina akan dipukul mundur sampai 30 tahun.

“Gerakan protes itu akan saya atur kembali 25–30 tahun,” tegasnya.

Sementara itu, tim kampanye Trump menolak berkomentar terkait isi rekaman, namun menegaskan bahwa seluruh ancaman yang dilontarkan merupakan bagian dari “pendekatan tegas untuk melindungi kepentingan Amerika.” 

Audio yang baru dirilis ini menjadi sorotan karena menggambarkan strategi diplomasi Trump yang sangat konfrontatif dan jauh berbeda dari retorika yang biasa ia sampaikan di muka publik, yang mencap diri sebagai pemimpin yang anti perang.

Baru-baru ini, Trump juga mengungkap rasa frustrasi terhadap Putin yang dinilai terlalu banyak “omong kosong” dan sulit diajak mencapai kesepakatan damai terkait Ukraina. 

“Saya tidak senang dengan Putin. Dia membunuh banyak orang, termasuk tentaranya sendiri,” ujar Trump di salah satu pertemuan kabinet, menegaskan pergeseran sikapnya yang kini lebih terbuka pada sanksi berat untuk Rusia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)