Trump: The Fed Nggak Becus Atasi Inflasi

Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: CNN/Getty Images.

Trump: The Fed Nggak Becus Atasi Inflasi

Husen Miftahudin • 30 January 2025 14:57

Jakarta: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump geram dengan kebijakan Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) yang disebut gagal mengendalikan dan mengatasi inflasi di Negeri Paman Sam. Terlebih Fed akhirnya memutuskan untuk menahan suku bunga kebijakan moneternya pada pertemuan Komite untuk periode Januari 2025.

Mengutip Investing.com, Kamis, 30 Januari 2025, keputusan Fed ini semakin menciptakan ketegangan dengan Trump, yang selama masa jabatan pertamanya kerap menekan Fed untuk menurunkan suku bunga.

Seusai pertemuan pada Rabu, Trump meningkatkan kritiknya terhadap bank sentral AS dengan mengatakan, "Jay Powell (Ketua Fed) dan The Fed gagal menghentikan masalah yang mereka ciptakan dengan inflasi."

Selain itu, Trump juga menuduh The Fed melakukan pendekatan yang buruk dalam regulasi perbankan dan mengkritik Ketua Fed Jay Powell, dalam penanganan inflasi, meskipun tidak secara langsung mengomentari keputusan suku bunga.

"The Fed telah melakukan tugas yang buruk dalam regulasi perbankan," tulis Trump di situs media sosialnya.
 

Baca juga: Geram Fed Ogah Ikuti Perintah, Trump Bakal Atasi Inflasi Sendirian


(Ketua Fed Jerome Powell. Foto: Xinhua/Hu Yousong)
 

Alasan Fed tahan suku bunga


Sebelumnya, Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga dana federal pada kisaran 4,25 persen hingga 4,5 persen selama pertemuan Januari 2025, sesuai ekspektasi.

Keputusan ini menandai jeda dalam siklus pemangkasan suku bunga setelah tiga kali penurunan berturut-turut pada 2024 yang totalnya mencapai satu poin persentase penuh.

Ketua Fed Jerome Powell menegaskan, bank sentral tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga lagi, menunggu kemajuan lebih lanjut dalam inflasi.

Powell menunjukkan berbagai alasan mengapa The Fed mengambil pendekatan menunggu, termasuk ketidakpastian yang besar terkait kebijakan Trump di bidang imigrasi, tarif, kebijakan fiskal, dan regulasi. Kebijakan-kebijakan ini dapat mengguncang ekspektasi terhadap perekonomian.

"Kami ingin kebijakan-kebijakan tersebut dikemukakan sebelum kami dapat membuat penilaian yang masuk akal tentang implikasinya bagi perekonomian," jelasnya.

Kinerja ekonomi AS yang kuat dan stabilitas pasar tenaga kerja memberikan Fed ruang untuk menahan pemangkasan suku bunga lebih lanjut. "Kami tidak perlu terburu-buru," sambung Powell.

Atas kritikan Trump, Powell berusaha meredam kekhawatiran tentang rencana Trump, mengatakan semuanya akan dijelaskan seiring waktu. Dia menegaskan ekonomi AS secara keseluruhan berada dalam posisi yang baik dan pembuat kebijakan ingin melihat penurunan lebih lanjut dalam inflasi sebelum memotong suku bunga lagi.

Ketegangan ini membuat Wakil Ketua Pengawasan Michael Barr mengumumkan akan mundur dari jabatannya pada akhir Februari ini, menghindari kemungkinan perseteruan dengan Trump mengenai peran tersebut.

Perhatian pasar terus tertuju pada langkah-langkah Trump berikutnya dan bagaimana dampaknya terhadap kebijakan ekonomi dan moneter di bawah kepemimpinan Powell.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)