Ilustrasi. Foto: dok MI.
Fetry Wuryasti • 7 January 2024 15:44
Jakarta: Kementerian Keuangan menyatakan telah memiliki strategi dalam rencana penarikan utang di 2024. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto mengatakan strategi pembiayaan tahun depan akan berbasis pada fleksibilitas dan opportunistic approach.
Hal ini dikhawatirkan akan menyedot likuiditas, yang seharusnya bisa lebih cair ditujukan untuk penyaluran kredit. Sebab perbankan dan juga investor ritel akan lebih memilih penempatan dana di SBN.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, pemerintah bisa menekan penerbitan utang baru dengan cara yang lebih kreatif seperti program penghapusan utang dalam kerangka transisi energi dan mitigasi perubahan iklim.
"Cara kreatif ini bisa mengurangi pokok dan bunga utang tergantung negosiasi dengan kreditur," kata Bhima saat dihubungi Minggu, 7 Januari 2024.
Cara lainnya yaitu, memangkas beberapa belanja yang tidak prioritas atau bisa dilakukan efisiensi. Menurut Bhima, kalau gaji ASN sudah naik, maka tunjangan perjalanan dinas dan rapat harusnya bisa dipotong.
Utang yang sebagian digunakan untuk membayar bunga utang, sebaiknya dilakukan tekanan kepada lembaga pemeringkat utang agar bunga SBN Indonesia tidak tertinggi dibanding negara peers di kawasan ASEAN.
"Terkait waktu penerbitan SBN yang terpenting adalah komunikasi dengan pihak perbankan sehingga tarik menarik likuiditas bisa dihindari. Bank Indonesia (BI) juga bisa mengintervensi dengan terbitkan aturan maksimum kepemilikan bank di SBN," kata Bhima.
Baca juga: Indonesia Tak Perlu Tarik Utang untuk Bayar Utang