Pejabat Fed Sebut Tarif Trump Berdampak Terbatas pada Inflasi AS

Gedung The Fed. Foto: Unsplash.

Pejabat Fed Sebut Tarif Trump Berdampak Terbatas pada Inflasi AS

Husen Miftahudin • 18 February 2025 12:27

Washington: Gubernur Federal Reserve Christopher Waller memperkirakan tarif perdagangan di bawah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump hanya berdampak terbatas pada inflasi. Karenanya, bank sentral tidak boleh mengulur-ulur waktu dalam menyesuaikan kebijakan.

Ia membeberkan pandangan dasarnya adalah setiap pengenaan tarif hanya akan meningkatkan harga secara moderat dan dengan cara yang tidak terus-menerus. Dia merekomendasikan agar Fed melihat efek dari kebijakan perdagangan Trump ketika menyesuaikan suku bunga.

"Saya mengakui dampak tarif bisa lebih besar dari yang saya perkirakan, tergantung pada seberapa besar dan bagaimana penerapannya. Namun kita juga perlu mengingat bahwa ada kemungkinan kebijakan-kebijakan lain yang sedang didiskusikan dapat memberikan efek pasokan yang positif dan memberikan tekanan ke bawah pada inflasi," ujar Waller dikutip dari Investing.com, Selasa, 18 Februari 2025.

Komentarnya muncul hanya beberapa minggu setelah The Fed mempertahankan suku bunga stabil, sementara memperingatkan atas meningkatnya ketidakpastian dalam menghadapi tarif perdagangan Trump.

Trump minggu lalu telah memberlakukan bea masuk 25 persen untuk impor baja dan aluminium, dan juga menandai rencana tarif timbal balik pada mitra dagang utama.
 

Baca juga: AS Resmi Terapkan Tarif Timbal Balik pada Semua Mitra Dagang, Trump: Demi Keadilan!


(Presiden AS Donald Trump. Foto: Xinhua/Yin Bogu)
 

Fed jeda pemangkasan suku bunga


Gubernur The Fed mengatakan jeda dalam penurunan suku bunga The Fed adalah tepat, mengutip pasar tenaga kerja yang kuat dan tanda-tanda inflasi yang kuat. Yang terakhir ini khususnya mengharuskan perlunya kebijakan yang tetap ketat, kata Waller.

Dia mencatat pembacaan inflasi konsumen dan produsen minggu lalu yang lebih panas dari perkiraan sedikit mengecewakan, meskipun masih mencerminkan beberapa kemajuan terhadap inflasi selama 12 bulan terakhir. Namun, Waller mengatakan penurunan suku bunga pada akhirnya akan sesuai, terutama jika 2025 berjalan seperti 2024.

Diketahui, The Fed memangkas suku bunga sebanyak satu persen pada 2024, dengan alasan adanya kemajuan dalam menurunkan inflasi. Namun, bank sentral kini memperkirakan jeda yang lebih lama untuk penurunan suku bunga di masa depan, karena inflasi terbukti lebih tinggi dari yang diantisipasi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)