Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Susanto
Jakarta: Dampak pelemahan rupiah terhadap sektor industri sangat terasa. Terlebih, bahan baku yang diimpor oleh sektor industri Indonesia mencapai sekitar 70 persen.
Pengamat ekonomi Yanuar Rizky menilai ketergantungan bahan baku impor tersebut akan berdampak buruk bagi ekonomi Indonesia bila rupiah terus melemah.
Harga produk industri bakal naik
Mulai dari harga produk industri yang bakal naik hingga potensi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) untuk menyelamatkan perusahaan.
"Ya, harga bahan baku yang jadi komponen utama di harga pokok produk (HPP) akan naik signifikan. Kalau produksi, dengan melemahnya daya beli barang konsumsi, maka menaikan harga jual juga terbatas," ujar dia dilansir Media Indonesia, Senin, 1 Juli 2024.
Menurutnya, industri akan sulit untuk mendapat keuntungan bila tidak menaikan harga jual. Namun, bila harga jual naik, maka daya beli masyarakat pun akan berkurang.
"Margin untung enggak ada, ya akan berpengaruh dalam PHK pada akhirnya, karena mengurangi atau berhenti produksi dari pada rugi enggak bisa jual," jelas dia.
Sektor industri waspada pelemahan rupiah
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengingatkan sektor industri untuk terus waspada dengan pelemahan rupiah. Sebab, kata dia, hingga sejauh ini industri masih menahan kenaikan harga jual.
"Yang harus diwaspadai volatilitas rupiah dan pelemahan rupiah yang berlebihan. Pelaku sektor riil kebanyakan masih menahan kenaikan harga jual akibat pelemahan rupiah. Tapi kalau terus melemah dalam waktu singkat tentu karena bahan baku banyak impor sekitar 70 persen dari total impor adalah bahan baku, tentu akan ada penyesuaian harga," tutur dia. (Faustinus Nua)