Amerika Serikat. Foto: Unsplash.
New York: Ekonom Frances Donald mengatakan pelaku pasar sudah memperkirakan dengan tepat poros kebijakan Federal Reserve namun harus bersiap menghadapi siklus penurunan suku bunga yang lebih tajam dari perkiraan sebelumnya.
"Kami yakin kita sedang menuju ke arah penurunan yang memerlukan siklus pelonggaran yang tepat," jelas dia, dilansir Business Insider, Rabu, 8 Mei 2024.
Pasar berjangka memprediksi dua pemotongan sebesar 25 basis poin menjelang akhir tahun ini, mencerminkan optimisme baru di kalangan investor setelah laporan pekerjaan April lebih lemah dari perkiraan.
Data terbaru menghilangkan kekhawatiran The Fed mungkin perlu mempertahankan suku bunga tetap tinggi atau bahkan menaikkan suku bunga lagi.
Namun bagi kepala ekonom Manulife Investment Management itu pelemahan tersebut seharusnya juga memicu kekhawatiran, karena hal ini membuat resesi terlihat semakin mungkin terjadi.
“Hampir semua hal di pasar tenaga kerja yang menjelaskan posisi kita dalam siklus ketenagakerjaan menunjukkan adanya kemunduran. Kami tidak mengatakan ini adalah krisis besar, kami menyerukan dua perempat PDB negatif," tegas dia.
Meskipun dia mengakui timnya memiliki pandangan resesi untuk sementara waktu, data yang masuk terus menegaskan kembali bahwa kemungkinan penurunan ekonomi jauh lebih tinggi daripada kemungkinan percepatan kembali.
Hal ini mencakup statistik rumah tangga dan pekerjaan seperti data kehilangan pekerjaan yang konsisten, penurunan tingkat berhenti bekerja, dan kemunduran dalam perekrutan usaha kecil.
Pengangguran tinggi
Kemerosotan pasar tenaga kerja juga mendukung seruan resesi yang dibuat oleh Pengamat Pasar Modal Danielle DiMartino Booth, yang mengatakan AS sudah berada dalam kemerosotan. Hal ini didasarkan pada indikator yang melacak pengangguran selama periode 12 bulan.
Ketika perekonomian AS melambat, Donald memperkirakan tingkat suku bunga saat ini semakin tidak dapat ditoleransi, sehingga menjelaskan mengapa The Fed harus melakukan perubahan dengan cepat.
“Rata-rata waktu antara kenaikan suku bunga pertama dan dampaknya terhadap dunia usaha dan konsumen adalah dua tahun. Jadi kita tidak akan keluar dari periode di mana kenaikan suku bunga menjadi sangat berdampak pada perekonomian,” kata dia.
Sebelumnya, dia mencatat ketidakmampuan The Fed untuk menurunkan suku bunga lebih cepat menambah risiko terjadinya penurunan suku bunga dalam waktu dekat.