Rupiah Ditutup Turun 0,34% Hari Ini

Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi.

Rupiah Ditutup Turun 0,34% Hari Ini

Husen Miftahudin • 26 November 2024 16:28

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini mengalami pelemahan.
 
Mengutip data Bloomberg, Selasa, 26 November 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.934 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 53 poin atau setara 0,34 persen dari posisi Rp15.881 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS telah naik selama delapan minggu berturut-turut dengan banyak indikator teknis yang menunjukkan overbought karena taruhan kebijakan Trump akan memicu inflasi dan semakin mendukung dolar.
 
"Itu terjadi setelah presiden terpilih AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif perdagangan tambahan pada Tiongkok dan negara-negara lain, yang meningkatkan kekhawatiran akan perang dagang baru," ungkap Ibrahim.
 
Trump mengatakan di jejaring sosial Truth Social miliknya, ia akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10 persen pada barang-barang dari Tiongkok dan 25 persen pada semua produk dari Meksiko dan Kanada.
 
"Langkah ini dimaksudkan untuk mengurangi migran dan obat-obatan terlarang yang melintasi perbatasan AS," jelas dia.
 
Sementara peningkatan tarif perdagangan menandakan lebih banyak hambatan ekonomi bagi Tiongkok, Beijing juga diperkirakan akan memperkenalkan lebih banyak stimulus fiskal untuk mengimbangi dampak tarif.
 
"Negara tersebut akan mengadakan dua pertemuan politik tingkat atas pada Desember, di mana investor akan mengamati lebih banyak tindakan fiskal," terang Ibrahim.
 

Baca juga: Rupiah Pagi Ini Turun 0,29% ke Rp15.926/USD
 

Ramalan ekonomi hingga kenaikan PPN

 
Ibrahim mengungkapkan, ambruknya kurs rupiah terhadap dolar lantaran para pelaku pasar yang mencerna prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dimana pada tahun ini tidak akan mencapai 5,1 persen secara tahunan (yoy).
 
"Kemungkinan (pertumbuhan ekonomi Indonesia) hanya berada pada level 5,0 persen (yoy). Ini karena belanja di akhir tahun meningkat, tetapi belum tentu akan mendongkrak angka pertumbuhan ekonomi karena merupakan faktor musiman," jelas Ibrahim.
 
Pada kuartal IV-2024, PDB seharusnya akan flat atau ada soft acceleration karena belanja. Di kuartal III sebelumnya, belanja bansos meningkat tetapi efeknya belum terlihat ke konsumsi. Pilkada di kuartal keempat tahun ini akan membantu belanja.
 
Sementara itu, di 2025 ada sejumlah faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, jika pemerintah menaikkan tarif Pajak Penambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen, pertumbuhan ekonomi secara tahunan bisa berada di angka 4,91 persen hingga 4,96 persen.
 
"Angka itu jauh dari target tahun depan yang mencapai 5,2 persen," tutur dia.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar. Foto: dok MI/Pius Erlangga)
 
Kemudian, kondisi global yang belum tentu pulih akan menjadi tantangan tersendiri. Salah satu yang perlu diwaspadai misalnya kebijakan tarif dari presiden terpilih AS Donald Trump bisa berdampak terhadap banjir barang dari Tiongkok ke Indonesia.
 
"Akibatnya harga tertekan dan persaingan dengan produsen lokal, sehingga likuiditas menjadi tantangan tersendiri untuk pertumbuhan ekonomi," terang Ibrahim.
 
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Rabu besok akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan kembali mengalami pelemahan.
 
"Besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.920 per USD hingga Rp16.000 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)