Melemah 0,15%, Rupiah Makin Tersungkur di Jumat Pagi

Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi.

Melemah 0,15%, Rupiah Makin Tersungkur di Jumat Pagi

Husen Miftahudin • 21 June 2024 09:54

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan, masih tak mampu melawan kedigdayaan dolar Amerika Serikat (AS).
 
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 21 Juni 2024, rupiah hingga pukul 09.20 WIB berada di level Rp16.455 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 25 poin atau setara 0,15 persen dari Rp16.430 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, para pedagang menunggu lebih banyak petunjuk kebijakan AS, sementara Bank of England akan melakukan pertemuan, dan suku bunga diperkirakan tidak berubah.
 
"Selain BoE, investor juga akan mengamati keputusan bank sentral Swiss dan Norwegia untuk menentukan prospek suku bunga global," ungkap Ibrahim dikutip dari analisis hariannya.
 
Sementara data pada Rabu menunjukkan inflasi Inggris kembali ke target dua persen untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun pada Mei, namun tekanan harga yang kuat mengesampingkan penurunan suku bunga menjelang pemilu bulan depan.
 
Sebagian besar ekonom memperkirakan bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga pada Agustus, namun pasar hanya melihat peluang 30 persen untuk penurunan suku bunga di Agustus dan berpikir langkah pertama kemungkinan besar akan dilakukan pada September atau November. Pasar telah memperkirakan pelonggaran BoE sebesar 43 basis poin tahun ini.
 
Di sisi lain, Bank Nasional Swiss diperkirakan akan menurunkan suku bunga kebijakan utamanya sebesar 25 basis poin untuk pertemuan kedua berturut-turut. Bank sentral Norwegia kemungkinan tidak akan mengubah suku bunga kebijakan utamanya.
 
"Investor mencari isyarat baru mengenai kapan Federal Reserve akan memulai siklus pelonggaran kebijakannya setelah bank sentral pada pekan lalu memproyeksikan hanya satu kali penurunan suku bunga pada tahun ini dan para pembuat kebijakan pada pekan ini juga bersikap hati-hati," terang Ibrahim.
 

Baca juga: Jokowi Telat Antisipasi Pelemahan Rupiah
 

BI tahan suku bunga

 
Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG). Sedangkan suku bunga Deposit Facility naik ke posisi 5,50 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 7,0 persen.
 
Keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter pro stabilitas sebagian langkah preemptive dan forward looking untuk pastikan inflasi sesuai sasaran 2,5 persen plus minus satu persen pada 2024 dan 2025. Kebijakan ini, akan didukung dengan penguatan operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stabilitas rupiah dan masuknya aliran modal asing.
 
Alasan mempertahankan suku bunga, karena BI memperkirakan ekonomi global tumbuh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, yakni mencapai 3,2 persen pada 2024, lebih tinggi dari perkiraan awal terutama dengan lebih baiknya pertumbuhan ekonomi di India dan Tiongkok. Walaupun ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi di tengah prospek perekonomian dunia yang lebih kuat.
 
Adapun, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap progrowth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Hal ini menjadi kebijakan bank sentral yang terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga.
 
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan melemah.
 
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.420 per USD hingga Rp16.500 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)