Inggris. Foto: Unsplash.
London: Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris mengatakan volume penjualan ritel Inggris turun 2,3 persen pada April. Hal ini dibawah ekspektasi ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penurunan lebih kecil yaitu 0,4 persen.
“Volume penjualan turun di sebagian besar sektor, dengan pengecer pakaian, peralatan olahraga, toko permainan dan mainan, serta toko furnitur mengalami kinerja yang buruk karena cuaca buruk mengurangi jumlah pengunjung,” kata ONS Inggris dikutip dari Business Times, Sabtu, 25 Mei 2024.
Penjualan naik 0,7 persen dalam tiga bulan hingga April dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya menyusul lemahnya penjualan pada Desember. Namun penjualan turun 0,8 persen dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama.
Direktur Wawasan di Konsorsium Ritel Inggris Kris Hammer menunjukkan titik terang dalam data penjualan kosmetik dan komputer. Keyakinan ini karena kepercayaan konsumen yang meningkat pada Mei dalam keuangan pribadi maupun prospek perekonomian.
“Dengan semakin dekatnya musim panas, dan inflasi dengan cepat mendekati target Bank of England sebesar 2 persen para pengecer berharap kepercayaan konsumen akan meningkat, dan belanja akan meningkat,” kata Hammer.
inflasi turun
Inflasi umum Inggris turun menjadi 2,3 persen di April dari 3,2 persen. Namun, data inflasi inti dan jasa menyebabkan pasar menunda spekulasi penurunan suku bunga bank sentral Inggris pertama dari bulan Juni ke Agustus atau September.
Country Manager di perusahaan jasa keuangan Ebury Phil Monkhouse mengatakan pemilihan umum pada 4 Juli menambah ketidakpastian baru ke dalam benak konsumen yang sudah menghadapi suku bunga yang lebih tinggi.
“Mempersiapkan diri menghadapi cuaca yang lebih hangat, memastikan akses terhadap pembiayaan dan menerapkan pengaturan lindung nilai akan sangat penting bagi pengecer yang ingin mengatasi volatilitas penjualan di masa depan,” kata dia.