Ilustrasi. Foto: dok MI.
Husen Miftahudin • 10 October 2025 09:31
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami pelemahan, setelah sempat menguat tipis pada penutupan perdagangan kemarin.
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 10 Oktober 2025, rupiah hingga pukul 09.24 WIB berada di level Rp16.586 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 18 poin atau setara 0,11 persen dari Rp16.604 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.529 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat tipis satu poin dari level Rp16.530 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan kembali melemah.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.560 per USD hingga Rp16.600 per USD," jelas Ibrahim.
Khawatir ekonomi dan stabilitas politik AS
Ibrahim mengungkapkan, pergerakan nilai tukar rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen kekhawatiran yang meningkat terhadap
ekonomi AS dan stabilitas politik sehingga membebani pasar, setelah Senat pada Rabu kembali menolak proposal pendanaan dari Partai Republik dan Demokrat untuk mengakhiri penutupan pemerintah.
"Penutupan pemerintah telah memasuki hari kesembilan tanpa tanda-tanda kemajuan menuju resolusi. Pemerintahan Presiden AS Donald Trump pada Selasa memperingatkan tentang tidak adanya jaminan pembayaran kembali bagi pegawai federal selama penutupan pemerintah," terang Ibrahim.
Lebih lanjut, pada risalah pertemuan FOMC September, Federal Reserve AS (Fed) hampir dengan suara bulat memutuskan menurunkan suku bunga acuannya, pertama kalinya sejak akhir 2024, dan mengisyaratkan kemungkinan akan ada dua penurunan suku bunga lagi sampai akhir tahun ini.
Pasar memperkirakan peluang hampir 100 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed pada Oktober, menurut CME Fedwatch. Fokus Kamis tertuju pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang rencana bank sentral terkait suku bunga.
(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
Cadangan devisa Indonesia turun
Di sisi lain, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2025 tercatat sebesar USD148,7 miliar, lebih rendah dari posisi pada akhir Agustus 2025 sebesar USD150,7 miliar. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah serta dipengaruhi kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.
Posisi cadangan devisa akhir September 2025 tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor. Atau setara 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa ini tetap kuat mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. BI terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memerkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.