Rupiah. Foto: Metrotvnews.com/Husen.
Husen Miftahudin • 9 October 2025 16:16
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini mengalami penguatan, meski tipis.
Mengutip data Bloomberg, Kamis, 9 Oktober 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.568 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat tipis lima poin atau setara 0,03 persen dari posisi Rp16.573 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat tipis lima poin, sebelumnya sempat menguat 55 poin di level Rp16.568 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp16.573 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.
Di perdagangan hari ini, rentang pergerakan rupiah berada pada level Rp16.515 per USD hingga Rp16.568 per USD. Sementara return year to date (ytd) tercatat 2,70 persen.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp16.540 per USD. Rupiah justru mengalami kenaikan pesat sebanyak 61 poin atau setara 0,37 persen dari Rp16.601 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.534 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat sebanyak 72 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.606 per USD.
Khawatir ekonomi dan stabilitas politik AS
Ibrahim mengungkapkan, pergerakan nilai tukar rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen kekhawatiran yang meningkat terhadap ekonomi AS dan stabilitas politik sehingga membebani pasar, setelah Senat pada Rabu kembali menolak proposal pendanaan dari Partai Republik dan Demokrat untuk mengakhiri penutupan pemerintah.
"Penutupan pemerintah telah memasuki hari kesembilan tanpa tanda-tanda kemajuan menuju resolusi. Pemerintahan Presiden AS Donald Trump pada Selasa memperingatkan tentang tidak adanya jaminan pembayaran kembali bagi pegawai federal selama penutupan pemerintah," terang Ibrahim.
Lebih lanjut, pada risalah pertemuan FOMC September, Federal Reserve AS (Fed) hampir dengan suara bulat memutuskan menurunkan suku bunga acuannya, pertama kalinya sejak akhir 2024, dan mengisyaratkan kemungkinan akan ada dua penurunan suku bunga lagi sampai akhir tahun ini.
Pasar memperkirakan peluang hampir 100 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed pada Oktober, menurut CME Fedwatch. Fokus Kamis tertuju pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang rencana bank sentral terkait suku bunga.
(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
Cadangan devisa Indonesia turun
Di sisi lain, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2025 tercatat sebesar USD148,7 miliar, lebih rendah dari posisi pada akhir Agustus 2025 sebesar USD150,7 miliar. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah serta dipengaruhi kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.
Posisi
cadangan devisa akhir September 2025 tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor. Atau setara 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa ini tetap kuat mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. BI terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memerkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Jumat besok akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan melemah.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.560 per USD hingga Rp16.600 per USD," jelas Ibrahim.