Harga Minyak Global Bertahan di Level Tertinggi

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Harga Minyak Global Bertahan di Level Tertinggi

Husen Miftahudin • 9 December 2025 08:41

Houston: Harga minyak global bertahan mendekati level tertinggi dalam dua minggu terakhir pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB).
 
Ini karena investor bertaruh pemangkasan suku bunga Federal Reserve AS akan mendukung pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi. Sementara di sisi lain, risiko geopolitik dapat mengganggu pasokan Rusia dan Venezuela.
 
Mengutip Yahoo Finance, Selasa, 9 Desember 2025, harga minyak mentah Brent berjangka turun 0,7 persen menjadi USD63,32. Sementara West Texas Intermediate (WTI) turun dengan margin yang sama menjadi USD59,67.
 
Analis pasar minyak di PVM Tamas Varga mengungkapkan, pasar saat ini sedang 'menunggu dan melihat' menjelang berita lebih lanjut tentang suku bunga AS dan perundingan damai Ukraina.
 
"Jika ada kesepakatan yang dicapai dalam waktu dekat mengenai Ukraina, maka ekspor minyak Rusia akan meningkat dan menekan harga minyak," jelas dia.
 

Baca juga: Harga Minyak Turun Tipis


(Ilustrasi pergerakan harga minyak. Foto: dok ICDX)
 

Tarik-ulur rencana perdamaian Rusia-Ukraina

 
Kemajuan perundingan damai di Eropa masih lambat, dengan ketidaksepakatan mengenai jaminan keamanan untuk Kyiv dan status wilayah yang dikuasai Rusia masih belum terselesaikan.
 
Para pejabat AS dan Rusia juga masih berselisih pendapat mengenai rencana perdamaian yang diajukan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
 
"Berbagai potensi hasil dari upaya terbaru Trump untuk mengakhiri perang dapat memicu fluktuasi pasokan minyak lebih dari dua juta barel per hari," tulis analis ANZ.
 
Analis di Commonwealth Bank of Australia Vivek Dhar mengatakan gencatan senjata merupakan risiko penurunan utama bagi harga minyak. Sementara kerusakan jangka panjang pada infrastruktur minyak Rusia merupakan risiko kenaikan yang signifikan.
 
"Kami yakin kekhawatiran kelebihan pasokan pada akhirnya akan terwujud, terutama karena aliran minyak dan produk olahan Rusia pada akhirnya akan menghindari sanksi yang berlaku, yang mendorong harga berjangka secara bertahap mendekati USD60 per barel hingga 2026," jelas Dhar.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Husen Miftahudin)