Kiri ke kanan: Head Corporate Communication HSBC Indonesia Ariavita Purnamasari, Head of Markets and Securities Services HSBC Indonesia, Ali Setiawan, Chief Investment Officer, Southeast Asia and ASEAN for Private Banking and Wealth Management HSBC, James
Ade Hapsari Lestarini • 9 January 2025 15:37
Jakarta: Ekonomi Indonesia di 2025 diprediksi akan diuntungkan dari kombinasi antara pembangunan infrastruktur, diversifikasi ekspor, dan konsumsi domestik yang kuat.
Chief Investment Officer, Asia, Global Private Banking and Wealth HSBC, Fan Cheuk Wan, mengatakan, kebijakan pemerintah yang berkelanjutan menjadi faktor kunci.
"Ekonomi Indonesia kemungkinan akan mengalami investasi yang signifikan di bidang infrastruktur dan permintaan domestik yang sehat," ujar dia, dalam keterangan tertulis, Kamis, 9 Januari 2025.
Aktivitas manufaktur di Indonesia
Selain itu, aktivitas manufaktur di Indonesia yang tercermin dari Purchasing Manager Index (PMI) menunjukkan tanda-tanda awal pemulihan.
Yang menggembirakan, inflasi diperkirakan akan tetap di bawah level tengah target Bank Indonesia sebesar 2,5 persen, dan kebijakan fiskal yang cermat akan memberikan fondasi yang stabil untuk pertumbuhan.
Ilustrasi. Foto: dok MI/Ramdani.
Defisit fiskal diproyeksikan tetap di bawah tiga persen dari PDB, yang memungkinkan pemerintah untuk mempertahankan belanja infrastruktur dan kesejahteraan sosial.
"Meskipun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menghadapi tekanan karena dolar AS yang semakin kuat, kami tetap optimistis dengan rupiah karena daya tarik imbal hasilnya," ujar dia.
Prediksi rupiah di 2025
Dia memperkirakan nilai tukar USD-IDR akan mencapai Rp16.300 per USD pada akhir tahun. Bank Indonesia (BI) diperkirakan melakukan tiga kali penurunan suku bunga acuan di tahun 2025, yaitu 35 basis poin di kuartal pertama dan 50 basis poin di kuartal kedua.
Dengan demikian, suku bunga acuan akan turun mennjadi 5,25 persen pada Juni dari enam persen saat ini. Penurunan suku bunga BI di awal tahun ini memperkuat rekomendasi untuk berinvestasi lebih banyak pada obligasi Rupiah dan obligasi berkualitas tinggi yang diterbitkan oleh BUMN.