Motif Orang Tua Aniaya dan Telantarkan Bocah di Jaksel

EF alias YA, pasangan sejenis ibu kandung MK, pelaku Penganiayaan dan Penelantaran. Dok. Polri

Motif Orang Tua Aniaya dan Telantarkan Bocah di Jaksel

Siti Yona Hukmana • 15 September 2025 15:02

Jakarta: Polri mengungkap motif penganiayaan dan penelantaran anak MK, 7, di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Kedua pelaku mengaku menganiaya MK karena beban dan korban nakal.

Direktur Tindak Pidana PPA-PPO Bareskrim Polri, Brigjen Nurul Azizah, mengatakan motif itu diketahui hasil pemeriksaan kedua tersangka. Yakni, ibu kandung korban berinisial SNK, 42, dan pasangan sejeninya EF alias YA, 40, yang kerap disapa korban dengan sebutan 'Ayah Juna'. 

"Tentu saja motif yang mereka sampaikan masih terus didalami oleh penyidik bersama psikolog forensik. Dari keterangan awal, pelaku menyebut faktor beban dan perilaku anak yang dianggap nakal, namun kami tegaskan: apa pun alasannya, tidak ada satu pun yang bisa membenarkan kekerasan terhadap anak," kata Nurul saat dikonfirmasi, Senin, 15 September 2025.

Korban punya saudara kembar berinisial ASK, yang tinggal bersama dengan korban dan ibu kandung, serta EF alias YA. Polisi tengah mendalami apakah ASK pernah mengalami penganiayaan serupa.

"Terkait pertanyaan mengapa hanya AMK yang menjadi korban kekerasan, sementara saudara kembarnya tidak, sampai saat ini kami masih mendalami melalui pemeriksaan lanjutan, observasi psikologis, serta pengumpulan keterangan saksi," ujar Nurul.

Jenderal polisi wanita (polwan) bintang satu ini menyebut Polri berhati-hati dalam mengungkap kasus penganiayaan tersebut. Hal ini untuk mencegah stigma atau dampak psikologis tambahan kepada anak-anak.

"Fokus kami bukan semata pada menghukum pelaku, tetapi juga memastikan kepentingan terbaik bagi anak terpenuhi: keselamatan, kesehatan, pendidikan, serta pemulihan psikososial. Proses hukum berjalan, tetapi perlindungan anak adalah prioritas utama kami," terang Nurul.
 

Baca Juga: 

‘Ayah Juna’ Penganiaya Bocah di Jaksel Ternyata Pasangan Sejenis Ibu Korban


Pasangan sejenis, ibu kandung korban SNK dan EF alias YA atau Ayah Juna, ditangkap setelah tiga bulan penyelidikan di indekos wilayah Sidoarjo, Jawa Timur. Mereka ditetapkan tersangka dan ditahan.

Kedua pelaku telah mengakui perbuatannya, sering memukul, menendang, membanting, menyiram bensin dan membakar wajah korban di sawah. Tak hanya itu, korban dipukul dengan kayu hingga tulangnya patah, membacok dengan golok, hingga menyiram tubuh korban dengan air panas.

Keduanya dijerat Pasal 76 B juncto 77 B dan Pasal 76 C juncto 80 UU Nomotr 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan Pasal 354 KUHP tentang Penganiayaan Berat. Ancaman hukumannya maksimal delapan tahun penjara dan denda hingga Rp 100 juta.

Pengungkapan Kasus Penganiayaan

MK ditemukan seorang petugas keamanan di lantai kios Ramayana, Pasar Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan, dalam kondisi mengenaskan sekitar pukul 07.20 WIB, Rabu, 11 Juni 2025. Saat ditemukan, korban mengalami luka serius di beberapa bagian tubuh, termasuk luka bakar di wajah dan tubuh, patah tulang pada lengan kanan, patah rahang, memar pada area mata, luka lebar di kaki, dan luka di bagian dagu. 

Sejak ditemukan, MK diberikan perlindungan dan perawatan medis secara intensif di RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur. Selama hampir dua bulan perawatan, korban telah menjalani tiga kali operasi. 

Pertama, operasi ortopedi untuk penanganan tulang lengan kanan yang patah. Kedua, operasi rahang akibat patah pada bagian mulut. Ketiga, operasi bedah plastik untuk menutup luka robek di beberapa bagian tubuh. 

Hasil observasi, tim medis menemukan bahwa korban mengalami gizi buruk, memiliki riwayat diabetes, TB paru, dan kondisi tubuh yang tidak stabil dengan suhu tubuh yang kerap naik-turun. Meski sempat kritis, kondisi MK kini berangsur membaik. 

Berat badannya naik signifikan dari 9 kg menjadi 16 kg. Sebelumnya MK tidak dapat duduk atau berjalan, kini dia sudah bisa duduk dan berjalan dengan bantuan. Selain itu, pemulihan psikologis menunjukkan kemajuan signifikan, ditandai dengan kemampuan komunikasi dua arah dan mulai sering tersenyum.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)