Rupiah. Foto: dok Metrotvnews.com
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan pagi di awal pekan ini kembali mengalami pelemahan.
Mengutip data Bloomberg, Senin, 21 Juli 2025, rupiah hingga pukul 09.15 WIB berada di level Rp16.332 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 35,5 poin atau setara 0,22 persen dari Rp16.296,5 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.296 per USD. Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan melemah.
"Untuk perdagangan Senin ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.280 per USD hingga Rp16.330 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis harian.
Ketidakpastian tarif hingga kebijakan Fed
Ibrahim mengungkapkan, nilai tukar rupiah pada awal pekan ini akan dipengaruhi oleh sentimen pasar yang sedang mencermati ketidakpastian tarif dan kebijakan Fed setelah data minggu ini menunjukkan indeks harga konsumen AS sedikit di atas ekspektasi, menyoroti dampak awal tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump.
Data IHK telah memperkuat sikap hati-hati Fed terhadap suku bunga. Beberapa pejabat Fed mencatat minggu ini dimana inflasi masih stagnan dan kenaikan baru-baru ini mungkin mencerminkan penerapan tarif lebih awal ke harga konsumen.
"Oleh karena itu, investor semakin yakin
Federal Reserve tidak akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Sementara itu, kekhawatiran atas independensi bank sentral diperburuk di tengah meningkatnya ketegangan antara Presiden Trump dan Ketua Fed Jerome Powell," ujar Ibrahim.
Trump pada Rabu menolak klaim ia berencana untuk mencopot Ketua Fed Jerome Powell tetapi tidak menutup kemungkinan. Presiden AS telah meningkatkan serangan tarifnya minggu ini, dan dengan kurang dari dua minggu tersisa hingga batas waktu 1 Agustus, para investor tetap waspada.
Selain itu, kebijakan perdagangan Trump yang tidak menentu, tampaknya tidak akan terselesaikan hingga setelah 1 Agustus menggerogoti kepercayaan terhadap aset-aset AS, yang menyebabkan mata uang, obligasi Treasury, dan Wall Street melemah serta kekhawatiran fiskal akibat rancangan undang-undang pengeluaran besar-besaran dan pemotongan pajak Trump.
(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
Indonesia girang cuma kena tarif Trump 19%
Di sisi lain, lanjut Ibrahim, pemerintah mengklaim kemenangan diplomatik usai tercapainya kesepakatan dagang dengan AS. Presiden Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump menyebut kesepakatan tersebut sebagai babak baru hubungan perdagangan yang saling menguntungkan.
"Namun di balik gegap gempita sambutan resmi, para ekonom memperingatkan perjanjian ini bisa membawa risiko serius, mulai dari ketimpangan perdagangan hingga ancaman terhadap kedaulatan energi dan pangan nasional," terang Ibrahim.
Sebagai informasi, Trump menyatakan kesepakatan antara Indonesia dan AS membuka seluruh pasar Indonesia bagi Negara Paman Sam untuk pertama kalinya dalam sejarah. Sebagai bagian dari kesepakatan, Indonesia tidak hanya akan memberikan akses pasar lebih leluasa ke AS.
Indonesia akan mengimpor energi dari negara tersebut senilai USD15 miliar atau sekitar Rp244,56 triliun (asumsi kurs Rp16.304 per dolar AS). Selain itu, Pemerintah Indonesia akan mengimpor produk pertanian AS senilai USD4,5 miliar atau sekitar Rp73,36 triliun. Di samping itu, Trump menambahkan RI juga bakal mengimpor 50 pesawat Boeing yang mayoritas merupakan tipe Boeing 777.