Filipina Hati-hati Pangkas Suku Bunga, Waspada terhadap Risiko Inflasi

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Filipina Hati-hati Pangkas Suku Bunga, Waspada terhadap Risiko Inflasi

Ade Hapsari Lestarini • 11 April 2025 19:54

Jakarta: Bank Sentral Filipina (BSP) mengambil pendekatan yang hati-hati terhadap pelonggaran kebijakan moneter tahun ini.

Gubernur BSP, Eli Remolona, menyampaikan hal ini untuk menghindari pemanasan ekonomi yang berlebihan dan memicu kembali inflasi, yang telah menunjukkan tren menurun.

Melansir Channel News Asia, Jumat, 11 April 2025, BSP melanjutkan siklus pelonggaran dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen.

Ini menandakan akan ada pemangkasan lebih lanjut yang akan datang, namun dilakukan dengan langkah-langkah kecil guna mendukung ekonomi di tengah ketidakpastian global.

BSP menggunakan beberapa estimasi untuk tingkat netral, tingkat teoritis saat kebijakan moneter tidak menstimulasi atau membatasi pertumbuhan tetapi biasanya mengandalkan titik tengah, yang menurut Remolona berada di sekitar dua persen.

Ia juga menolak pemangkasan suku bunga di luar pertemuan rutin, dengan alasan keputusan kebijakan biasanya dibuat pada pertemuan terjadwal yang diadakan setiap dua bulan sekali. Empat pertemuan tersisa tahun ini, dengan pertemuan berikutnya dijadwalkan pada 19 Juni.


Ilustrasi. Foto: Freepik
 

Baca juga: Penangkapan Duterte Dinilai Bisa Picu Ketidakstabilan Ekonomi
 

Filipina belum melakukan intervensi di pasar valuta asing


Remolona juga mengatakan Filipina belum melakukan intervensi di pasar valuta asing lebih dari biasanya minggu ini dan sedang berupaya diversifikasi cadangan devisa, bukan menguranginya.

Keputusan BSP untuk mengambil pendekatan hati-hati terhadap pelonggaran kebijakan moneter mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh ekonomi Filipina. Di satu sisi, Filipina perlu mendukung pertumbuhan ekonomi yang sedang pulih dari dampak pandemi covid-19. Di sisi lain, Filipina juga perlu waspada terhadap risiko inflasi yang masih menghantui.

Penurunan suku bunga dapat membantu merangsang pertumbuhan ekonomi dengan mendorong investasi dan konsumsi. Namun, hal itu juga dapat memicu inflasi dengan meningkatkan permintaan dan menekan pasokan.

Dengan mengambil pendekatan yang hati-hati, BSP berharap dapat mencapai keseimbangan antara mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas harga. Hal ini penting untuk memastikan pemulihan ekonomi Filipina berkelanjutan dan tidak terganggu oleh lonjakan inflasi yang tidak terkendali. (Laura Oktaviani Sibarani)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)