Harga Minyak Berpotensi Tergelincir Imbas Ancaman Resesi AS

Ilustrasi minyak dunia. Foto: Freepik.

Harga Minyak Berpotensi Tergelincir Imbas Ancaman Resesi AS

Husen Miftahudin • 7 August 2024 11:12

Jakarta: Prediksi harga minyak global saat ini menunjukkan tanda-tanda penurunan yang terus berlanjut, menurut analisis Andrew Fischer dari Dupoin Indonesia. Harga minyak mentah cenderung melemah, terutama untuk West Texas Intermediate (WTI), karena daya beli yang rendah.
 
Fischer mengemukakan harga minyak mentah, khususnya WTI, menunjukkan kelemahan dengan daya beli yang rendah. Tren ini diperkirakan akan tetap stabil dalam jangka pendek hingga menengah.
 
"Penurunan harga ini tidak lepas dari rendahnya daya beli terhadap WTI, yang merupakan indikasi jelas bahwa pasar masih belum sepenuhnya pulih," ujar Fischer dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 7 Agustus 2024.
 
Fischer mencatat konsumen dan investor menunjukkan minat yang berkurang pada minyak mentah ini, yang mengakibatkan penurunan harga yang berkelanjutan. Faktor-faktor ekonomi global, termasuk kekhawatiran tentang resesi di Amerika Serikat (AS), juga berkontribusi pada melemahnya permintaan minyak.
 
Fischer juga mengamati ada kecenderungan perubahan preferensi ke minyak Rusia, terutama karena harganya yang lebih murah. Harga minyak Rusia yang lebih kompetitif membuatnya lebih menarik bagi pembeli global.
 
Selain itu, Fischer menyoroti pentingnya perjanjian Petrodollar sebelumnya yang telah habis masa berlakunya, yang dapat mempengaruhi dinamika pasar minyak. Perubahan ini memerlukan perhatian khusus dari para pelaku pasar untuk memahami dampak jangka panjangnya.
 
Selain faktor ekonomi, ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga memengaruhi harga minyak. Fischer mencatat peningkatan ketegangan setelah pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pekan lalu telah menjadi sorotan utama.
 
"Israel sedang mempersiapkan serangan balasan terhadap Iran, yang meningkatkan ketidakpastian di wilayah tersebut. Ketegangan ini tampaknya memberikan dukungan bagi harga minyak, karena pasar bersiap menghadapi potensi gangguan pasokan," tutur dia.
 

Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik
 

Stok minyak AS kebanyakan

 
Fischer juga menyoroti kondisi stok minyak di AS yang cenderung tinggi. Meskipun demikian, penurunan nilai mata uang dolar AS saat ini dapat memberikan peluang kenaikan harga minyak.
 
Ia menjelaskan stok minyak yang tinggi biasanya menekan harga, namun dengan USD yang melemah, harga minyak dapat menemukan dukungan. Analisis candlestick dan trendline yang dilakukan oleh Fischer menunjukkan adanya peluang kenaikan ini.
 
Dalam berita terkini, harga minyak mentah AS naik di atas USD73 per barel pada perdagangan Selasa, 6 Agustus 2024. Kenaikan ini terjadi setelah pasar bersiap menghadapi serangan Iran terhadap Israel dan reli di Wall Street setelah aksi jual di sesi sebelumnya.
 
West Texas Intermediate ditutup pada level terendah enam bulan pada hari Senin, karena kekhawatiran bahwa perekonomian AS mungkin mengarah ke resesi. Namun, harga minyak stabil seiring dengan comeback yang dilakukan oleh S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average pada Selasa.
 
Ketegangan yang meningkat di Timur Tengah memberikan dukungan tambahan bagi harga minyak. Pasar bersiap menghadapi kemungkinan gangguan pasokan akibat ketegangan ini. Fischer menekankan faktor-faktor geopolitik seperti ini harus selalu diperhatikan karena memiliki potensi untuk mengubah dinamika pasar secara signifikan.
 
Berdasarkan analisis Fischer, harga minyak saat ini menunjukkan tanda-tanda penurunan yang berkelanjutan. Dengan menggunakan berbagai pendekatan, baik teknikal maupun fundamental, ia menyoroti harga minyak cenderung mengalami penurunan dalam jangka pendek hingga menengah.
 
"Faktor-faktor seperti daya beli yang lemah terhadap WTI, perubahan preferensi ke minyak Rusia, ketegangan geopolitik di Timur Tengah, serta kondisi stok minyak dan nilai mata uang USD di AS, semuanya berkontribusi pada tren harga minyak saat ini," tutup Fischer.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)