Rupiah Terperosok hingga Rp16.787 per USD

Ilustrasi rupiah. Metrototvnews.com/Eko Nordiansyah

Rupiah Terperosok hingga Rp16.787 per USD

Eko Nordiansyah • 23 December 2025 16:11

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini mengalami pelemahan. Mata uang Garuda semakin melemah terhadap dolar AS.

Mengutip data Bloomberg, Selasa, 23 Desember 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.787 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 10 poin atau setara 0,06 persen dari posisi Rp16.777 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp16.775 per USD. Rupiah melemah tujuh poin atau setara 0,04 persen dari Rp16.768 per USD di pembukaan perdagangan hari ini.

Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.790 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.773 per USD.
 



(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

Ketidakpastian ekonomi meningkat

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, pergerakan kurs rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen kekhawatiran atas ketegangan geopolitik yang kembali meningkat di Timur Tengah yang mendorong harga minyak, setelah laporan akhir pekan mengatakan Israel berencana untuk memberi pengarahan kepada AS tentang serangan baru terhadap Iran.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan bertemu Trump pada akhir Desember, dan diperkirakan akan mendorong tindakan lebih lanjut terhadap Iran karena kekhawatiran atas rudal balistik dan program nuklir Teheran.

"Ketegangan yang kembali meningkat di Timur Tengah dapat mengganggu beberapa produksi minyak di wilayah tersebut, meskipun masih belum jelas apakah rencana untuk tindakan lebih lanjut terhadap Iran akan dilanjutkan," jelas dia.

Menambah ketidakpastian geopolitik global, lanjut Ibrahim, adalah laporan akhir pekan yang mengatakan AS sedang bersiap untuk menaiki kapal tanker ketiga di lepas pantai Venezuela, di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Caracas.

Washington, di bawah Trump, telah meningkatkan pengawasannya terhadap Venezuela, menuduh negara itu menggunakan uang minyak untuk mendanai pengiriman narkoba dan imigrasi ilegal ke Amerika Serikat.

"Trump pekan lalu memerintahkan blokade kapal tanker minyak yang dikenai sanksi yang bepergian ke dan dari negara itu, dan juga telah meningkatkan kemungkinan kampanye darat terhadap negara Amerika Selatan tersebut," papar Ibrahim.

Di sisi lain, ekonom menilai perekonomian Indonesia ke depan masih akan menghadapi tantangan besar, baik dari sisi global maupun domestik. Namun, harapan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap ada meskipun dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan, baik dari ekternal maupun internal Indonesia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Eko Nordiansyah)