Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur. Foto: Medcom/Fachri.
Candra Yuri Nuralam • 12 July 2024 07:19
Jakarta: Pembangunan tempat berlindung atau shelter tsunami di Nusa Tenggara Barat (NTB) diduga dikorupsi. Hal itu dinilai bertolak belakang dengan upaya perlindungan masyarakat dari bencana alam.
Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur menyampaikan wilayah lain tengah berupaya memaksimalkan pembangunan shelter tsunami. Hal itu dilakukan untuk meminimalkan dampak korban jiwa jika bencana tersebut terjadi.
“Kita ada shelter-nya itu dimulai dari wilayah selatan, kemudian di wilayah seputaran Bengkulu dari selatan, kemudian di Banten juga ada, di sana-sana, wilayah pantai atau pesisir selatan Jawa, Bali, NTB, NTT, nah seperti itu,” kata Asep di Jakarta, Jumat, 12 Juli 2024.
Asep mengaku miris dengan ulah oknum di proyek tersebut. Padahal, lokasi itu rawan bencana karena masuk daerah ring of fire atau cincin api.
“Ini shelter tsunami tersebut ada di beberapa tempat, di daerah-daerah yang dianggap rawan (bencana). Karena kita ketahui bahwa antara kita itu ada di cincin api, ring of fire, khususnya di wilayah pantai selatan,” ungkap dia.
Baca juga:
Cek Shelter Tsunami di NTB yang Dikorupsi, KPK Siapkan Ahli |