Perbedaan Politik Wajar, Tapi Jangan Memutus Tali Persaudaraan

Politik/Ilustrasi MI

Perbedaan Politik Wajar, Tapi Jangan Memutus Tali Persaudaraan

M Sholahadhin Azhar • 9 August 2025 18:00

Jakarta: Perbedaan dalam politik dinilai menjadi hal yang wajar terjadi. Namun, jangan sampai perbedaan itu memutus tali persaudaraan, apalagi sesama warga negara.

“Setelah ini, saya ingin lebih banyak berbicara soal persatuan dan masa depan bangsa, bukan sekadar perdebatan di media sosial,” kata Yulianus Paonganan alias Ongen, dalam keterangan yang dikutip Sabtu, 9 Agustus 2025.

Ongen merupakan salah satu narapidana yang mendapat amnesti dari Presiden Prabowo Subianto. Berkaca dari pengalamannya, Ongen sempat mendekam di bali jeruji besi akibat unggahan pada 2015.
 

Baca: Momentum Hari Konstitusi, Wacana Penyempurnaan Sistem Ketatanegaraan Mengemuka

Ongen dipenjara, akibat dianggap menghina lambang negara pada waktu itu. Setelah bebas, dirinya tak berniat menyimpan dendam dan bahkan mendoakan hal baik.

“Saya doakan Pak Jokowi selalu sehat, diberkati Tuhan, dan tetap bisa menginspirasi banyak orang,” ujar Ongen.

Dia menegaskan perbedaan politik itu menurutnya hal wajar, tapi jangan sampai memutuskan tali persaudaraan. Bahkan, pencetus istilah 'kecebong' yang memicu polarisasi ini memilih mengedepankan pesan rekonsiliasi.

Menurut Ongen, politik selalu memberi ruang untuk perubahan sikap. Tak terkecuali, di tengah dinamika demokrasi Indonesia. Walau dirinya sempat menyebabkan polarisasi dengan istilah 'kecebong' yang dicetuskannya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Sholahadhin Azhar)