Harga Emas Dunia Berpotensi Makin Jatuh ke USD2.850

Emas batangan. Foto: dok MI/Grandyos.

Harga Emas Dunia Berpotensi Makin Jatuh ke USD2.850

Husen Miftahudin • 3 March 2025 10:28

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) mengalami tekanan signifikan sejak mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di USD2.956 pada awal pekan ini. Saat berita ini ditulis, emas diperdagangkan di kisaran USD2.860, mencerminkan penurunan substansial sebesar tiga persen.

Sentimen bearish yang masih kuat pada logam mulia ini dipicu oleh kebijakan perdagangan terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menegaskan akan menerapkan tarif baru untuk Meksiko dan Kanada pada 4 Maret, serta menaikkan tarif impor dari Tiongkok hingga total 20 persen. Pernyataan ini mengecewakan ekspektasi pasar yang sebelumnya berharap ada penundaan dalam penerapan tarif tersebut.

Berdasarkan analisis teknikal yang dilakukan oleh analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha, kombinasi candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan tren bearish yang masih dominan. Proyeksi harga emas hari ini berpotensi turun hingga level USD2.850. Namun, apabila terjadi rebound dari level tersebut, XAU/USD diperkirakan dapat mencapai target kenaikan terdekat di USD2.877.

"Di sisi fundamental, emas menarik beberapa pembeli pada sesi perdagangan Asia awal hari ini (3/3), dengan harga sempat menyentuh USD2.870. Ketidakpastian global yang masih berlanjut, terutama konflik antara Rusia dan Ukraina, terus menjadi faktor yang mendukung emas sebagai aset safe-haven," jelas Andy dikutip dari analisis hariannya, Senin, 3 Maret 2025.

Pelaku pasar juga menantikan rilis data Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers Index/PMI) Manufaktur ISM pada Januari yang menunjukkan kenaikan 2,5 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat angka 2,6 persen. Indeks PCE inti juga turun menjadi 2,6 persen dari 2,9 persen pada Desember.

Data ini menunjukkan Federal Reserve (The Fed) mungkin akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait penurunan suku bunga lebih lanjut. Peluang penurunan suku bunga pada Juni meningkat menjadi 71,8 persen, menurut alat Fedwatch CME, dibandingkan hanya 28,1 persen untuk mempertahankan suku bunga tetap.
 

Baca juga: Ini Negara-negara yang Harga Emasnya Paling Murah di 2025


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Emas masih berada dalam tren bearish


Selain itu, laporan dari kantor berita RIA menyebutkan sebuah kilang minyak di Kota Ufa, Rusia, mengalami kebakaran. Meskipun pihak berwenang menyatakan tidak ada ancaman bagi penduduk setempat, insiden ini tetap menjadi perhatian bagi investor yang mencermati dinamika geopolitik.

"Di tengah ketegangan yang meningkat, setiap perkembangan baru yang memperburuk situasi dapat menjadi katalis bagi kenaikan harga emas," papar Andy.

Secara keseluruhan, emas masih berada dalam tren bearish dalam waktu dekat, dengan potensi penurunan ke level USD2.850 sebelum adanya rebound ke USD2.877.

"Para investor disarankan untuk terus memantau perkembangan seputar kebijakan tarif AS, konflik geopolitik Rusia-Ukraina, serta data ekonomi AS yang akan datang, terutama Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur ISM yang akan dirilis hari ini," terang Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)