Cybertruck, mobil listrik model terbaru buatan Tesla. (caranddriver.com)
Jakarta: Mobil listrik mungkin tampak seperti inovasi modern, tetapi sejarahnya membentang lebih dari satu abad. Di balik desain futuristik dan performa canggih kendaraan listrik masa kini, tersimpan perjalanan panjang yang penuh eksperimen, tantangan teknologi, serta perubahan politik dan ekonomi global.
Sejak masa awal ketika kendaraan listrik bersaing dengan mobil uap dan bensin, hingga kebangkitan Tesla dan regulasi energi bersih abad ke-21, mobil listrik telah mengalami berbagai fase naik-turun dalam perjalanannya.
Dari laboratorium penemu di Eropa hingga pabrik raksasa di Amerika Serikat, sejarah mobil listrik mencerminkan evolusi kebutuhan manusia terhadap efisiensi, kebersihan, dan kemandirian energi. Bagaimana kendaraan ini bermula, menghilang, dan kembali bangkit menjadi sorotan dunia? Berikut uraian lengkapnya:
Awal Penemuan: 1828–1890
Foto: Flocken Elektrowagen dikendarai Andreas Flocken dan Istrinya tahun 1903. (Wikimedia Commons)
Melansir Departemen Energi Amerika Serikat, cikal bakal
mobil listrik bermula antara tahun 1828 hingga 1835 ketika para inovator di Hungaria, Belanda, dan Amerika Serikat mulai bereksperimen dengan kendaraan kecil bertenaga baterai.
Salah satu yang tercatat adalah kereta listrik sederhana buatan Robert Anderson dari Inggris, yang pada tahun 1832 merakit kendaraan bertenaga motor listrik sederhana berbasis kereta sapi. Namun, kendaraan tersebut tidak praktis karena keterbatasan teknologi baterai.
Tonggak penting datang dari Jerman pada tahun 1888, ketika Andreas Flocken memperkenalkan Flocken Elektrowagen. Mobil bertenaga listrik ini dianggap sebagai mobil listrik pertama yang benar-benar berfungsi di dunia. Ditenagai baterai timbal-asam yang dapat diisi ulang, kendaraan kayu ini memiliki tenaga setara satu kuda dan kecepatan maksimum sekitar 14 km/jam.
Di Amerika Serikat, terobosan besar terjadi pada tahun 1890 ketika William Morrison, seorang ahli kimia dari Des Moines, Iowa, memperkenalkan mobil listrik pertama yang sukses. Kendaraan ini mampu mengangkut enam penumpang dengan kecepatan maksimal 14 mil per jam. Inovasi Morrison memicu antusiasme publik dan industri terhadap
mobil listrik.
Masa Keemasan dan Kemunduran: 1900–1935
Foto: Mobil listrik pertama Porsche tahun 1898. (via Drive.com)
Menjelang tahun 1900, mobil listrik mencapai masa keemasan dan menyumbang sekitar sepertiga dari total kendaraan yang beroperasi di Amerika Serikat. Kota New York bahkan mengoperasikan lebih dari 60 unit taksi listrik. Popularitas ini didorong oleh keunggulan mobil listrik dibandingkan kendaraan berbahan bakar uap atau bensin.
Mobil listrik lebih tenang, tidak bergetar, mudah dikendarai, dan tidak menghasilkan asap atau bau menyengat.
Mobil listrik juga menjadi pilihan favorit kalangan di perkotaan. Di tengah kondisi jalanan yang belum memadai untuk perjalanan jarak jauh, mobil listrik sangat cocok untuk keperluan dalam kota. Popularitas ini kian meningkat seiring meluasnya akses listrik ke rumah-rumah pada 1910-an, sehingga proses pengisian daya menjadi lebih praktis.
Inovator ternama pun tertarik pada kendaraan listrik. Ferdinand Porsche mengembangkan
mobil listrik P1 pada 1898, dan tak lama setelahnya menciptakan mobil hibrida pertama di dunia. Thomas Edison, yang meyakini potensi mobil listrik, berupaya mengembangkan baterai yang lebih baik. Bahkan Henry Ford sempat bekerja sama dengan Edison pada 1914 untuk merancang mobil listrik murah.
Foto: Mobil model T Ford. (Ford Motor Company)
Namun, masa kejayaan itu berakhir saat Ford meluncurkan Model T pada 1908. Dengan produksi massal, mobil bensin menjadi jauh lebih terjangkau—pada 1912, harga Model T hanya US$650, sedangkan mobil listrik setara dijual seharga US$1.750. Ditambah lagi dengan inovasi starter elektrik oleh Charles Kettering di tahun yang sama, mobil bensin menjadi jauh lebih mudah dioperasikan.
Pada 1920-an, pembangunan jalan antar kota mulai berkembang dan masyarakat ingin bepergian lebih jauh, sesuatu yang belum bisa ditandingi mobil listrik. Ketersediaan bahan bakar yang murah dari ladang minyak Texas dan jaringan SPBU yang meluas juga menjadi faktor utama.
Sebaliknya, listrik belum tersedia secara merata di wilayah pedesaan. Pada akhirnya,
mobil listrik perlahan-lahan menghilang dari pasar dan hampir sepenuhnya lenyap pada 1935.
Kebangkitan di Tengah Krisis Energi: 1960–1990-an
Foto: Mobil listrik purwarupa AMC Amitron tahun 1967. (AMC)
Setelah lebih dari tiga dekade terpinggirkan, perhatian terhadap
mobil listrik mulai muncul kembali pada akhir 1960-an hingga 1970-an. Penyebab utamanya adalah ketergantungan tinggi Amerika Serikat terhadap minyak impor dan kekhawatiran lingkungan yang meningkat. Puncaknya terjadi pada 1973 ketika embargo minyak oleh negara-negara Arab menyebabkan kelangkaan bahan bakar dan lonjakan harga minyak global.
Situasi ini mendorong Kongres AS mengesahkan
Electric and Hybrid Vehicle Research, Development, and Demonstration Act pada tahun 1976. Undang-undang ini memberikan kewenangan kepada Departemen Energi AS untuk mendanai penelitian dan pengembangan kendaraan listrik dan hibrida.
Selama dekade tersebut, berbagai eksperimen dilakukan oleh produsen besar dan kecil. General Motors menampilkan prototipe
mobil listrik perkotaan dalam simposium EPA tahun 1973.
American Motor Company (AMC) juga mengembangkan kendaraan pengiriman bertenaga listrik untuk diuji oleh Pelayanan Kantor Pos AS pada 1975.
Foto: Lunar Roving Vehicle di Bulan. (Dave Scott/NASA)
NASA bahkan berkontribusi terhadap citra positif
mobil listrik dengan menghadirkan
Lunar Roving Vehicle, kendaraan listrik berawak pertama yang digunakan di permukaan Bulan pada misi Apollo 15 tahun 1971.
Namun, keterbatasan teknologi baterai membuat mobil listrik saat itu belum kompetitif. Kecepatan maksimal hanya sekitar 72 km/jam dan jarak tempuh sekitar 64 km per pengisian. Meskipun demikian, dekade ini menandai kembalinya peran pemerintah dan ilmuwan dalam membangun fondasi kebangkitan mobil listrik modern.
Era Modern: Prius, Tesla, dan Infrastruktur Baru
Foto: Toyota Prius tahun 1997. (Toyota Bali)
Lonjakan besar terjadi pada akhir 1990-an dan awal 2000-an. Toyota Prius, yang dirilis di Jepang pada 1997 dan secara global tahun 2000, menjadi mobil hibrida massal pertama dan sukses secara komersial. Di AS, mobil ini dibayangi Honda Insight yang meluncur pada 1999.
Keberhasilan Prius membuka jalan bagi peralihan persepsi publik terhadap mobil listrik sebagai kendaraan masa depan, didukung oleh naiknya harga bahan bakar dan kekhawatiran perubahan iklim. Pemerintah AS melalui Departemen Energi juga turut membangun infrastruktur pengisian daya dan mendukung riset baterai, yang menurunkan biaya produksi dan meningkatkan jangkauan kendaraan.
Foto: Tesla Roadster generasi pertama tahun 2008. (Morgan Segal)
Momentum berikutnya datang dari Tesla Motors. Didirikan pada 2003, Tesla memproduksi mobil sport listrik Roadster pada 2008, yang menjadi kendaraan pertama dengan baterai lithium-ion dan mampu menempuh lebih dari 320 km per pengisian.
Keberhasilan ini membuka jalan bagi peluncuran Model S (2012), Model X (2015), Model 3 (2017), Model Y (2020), dan Cybertruck (2023). Tesla juga membangun jaringan Supercharger global dan memelopori teknologi autopilot serta integrasi vertikal penuh dari perangkat keras hingga perangkat lunak.
Menurut laporan
International Energy Agency (IEA) tahun 2025, Tesla tetap menjadi salah satu pemimpin industri kendaraan listrik global. Meskipun menghadapi persaingan ketat dari produsen besar seperti Volkswagen, BYD, dan Hyundai-Kia, Tesla masih memimpin dalam hal inovasi, kapasitas produksi, dan teknologi baterai.
Hingga tahun 2024, IEA mencatat bahwa lebih dari 14 juta
mobil listrik terjual secara global pada 2023—meningkat dari 10 juta unit pada 2022. Mobil listrik kini mencakup 18% dari total penjualan mobil baru di seluruh dunia. Infrastruktur pengisian daya pun tumbuh pesat, terutama di Tiongkok, Eropa, dan Amerika Serikat.
Bersamaan dengan itu, teknologi baterai lithium-ion terus berkembang, memungkinkan peningkatan jarak tempuh dan waktu pengisian yang lebih singkat. Negara-negara maju menerapkan kebijakan insentif seperti subsidi, pemotongan pajak, dan pembatasan kendaraan berbahan bakar fosil di pusat kota.
Selain Tesla, berbagai perusahaan seperti Rivian, Lucid Motors, dan NIO juga mulai mendapat perhatian, menunjukkan luasnya pasar dan inovasi di sektor kendaraan listrik.
Dengan dukungan kebijakan transisi energi, target net-zero emissions, serta peningkatan teknologi dan efisiensi biaya, kendaraan listrik diproyeksikan mendominasi pasar otomotif global dalam dua dekade mendatang.