Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani. Foto: MI/Adam Dwi.
M Ilham Ramadhan Avisena • 20 September 2024 14:35
Jakarta: Dunia usaha berharap pemerintahan baru, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dapat merealisasikan target-target yang disusun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Setidaknya terdapat dua aspek yang dinilai penting, yakni penerimaan pajak dan pengendalian defisit anggaran.
"Perlu diwaspadai disiplin pencapaian target-target, khususnya di sisi penerimaan pajak yang meningkat dan di sisi kendali atas defisit anggaran, khususnya yang berkaitan dengan debt sustainability dan rasio utang negara terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani kepada Media Indonesia, dikutip Jumat, 20 September 2024.
Idealnya, kata Shinta, pertumbuhan target penerimaan pajak dan risiko peningkatan utang yang disebabkan oleh defisit anggaran harus disertai dengan stimulasi peningkatan produktivitas ekonomi. Itu berarti pertumbuhan PDB nasional atau tingkat konsumsi domestik mesti lebih tinggi dari pertumbuhan penerimaan pajak.
Itu diperlukan agar instrumen fiskal negara tak hanya bergantung pada peningkatan rasio utang. Situasi itu turut diperlukan agar keberlanjutan utang tetap memadai meski defisit anggaran tergolong tinggi, mendekati tiga persen atau batas toleransi defisit APBN seperti yang diatur dalam UU Keuangan Negara.
"Kami sangat berharap pemerintah baru nanti dapat dengan konsisten melakukan reformasi perpajakan yang diagendakan dalam APBN 2025," kata Shinta
"Agar pencapaian target pajak yang lebih tinggi ini tidak menciptakan kondisi berburu di kebun binatang bagi para wajib pajak yang selama ini sudah taat terhadap kewajiban perpajakannya tapi betul-betul dapat dicapai karena berkat output reformasi perpajakan yang kita semua inginkan, yakni perluasan basis pajak dan simplifikasi perpajakan," tambah dia.
Baca juga: Prabowo-Gibran Harus Konsisten Monitoring Penggunaan Anggaran |