Ilustrasi. Foto: dok MI/Pius Erlangga.
Husen Miftahudin • 8 July 2024 10:05
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan di awal pekan ini mengalami penguatan, meski penguatannya tipis.
Mengutip data Bloomberg, Senin, 8 Juli 2024, rupiah hingga pukul 09.43 WIB berada di level Rp16.272 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik tipis lima poin atau setara 0,03 persen dari Rp16.277 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar dan indeks dolar berjangka merosot ke posisi terendah tiga minggu dalam perdagangan yang sepi karena libur, sementara meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga juga melemahkan greenback.
"Fokus saat ini tertuju pada data utama nonfarm payrolls, yang akan dirilis pada hari Jumat, untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai suku bunga," jelas Ibrahim dikutip dari analisis hariannya.
Adapun alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang memperkirakan kemungkinan lebih dari 66 persen Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September. Namun optimisme terhadap penurunan suku bunga agak teredam oleh sinyal hawkish dari The Fed, dengan risalah pertemuan bank tersebut pada Juni menunjukkan para pengambil kebijakan masih skeptis terhadap penurunan suku bunga.
Data nonfarm payrolls juga akan memberikan isyarat yang lebih pasti mengenai pasar tenaga kerja, yang juga menjadi perdebatan utama bagi The Fed dalam menurunkan suku bunga.
Selain itu, penguatan tajam yen Jepang memicu spekulasi mengenai apakah Pemerintah Jepang telah melakukan intervensi di pasar mata uang untuk mendukung mata uang tersebut. Pemerintah diperkirakan akan melakukan intervensi sekitar hari libur pasar AS pada 4 Juli, dengan mengambil keuntungan dari volume perdagangan yang lebih rendah.
"Pelemahan yen baru-baru ini dipicu oleh meningkatnya spekulasi bahwa Bank of Japan akan memiliki ruang terbatas untuk memperketat kebijakan lebih lanjut, di tengah terus melemahnya perekonomian Jepang," papar dia.
Kemudian, sentimen terhadap Tiongkok semakin terguncang oleh laporan Beijing menyita kapal pukat ikan Taiwan, dan juga mengerahkan pesawat di sekitar selat Taiwan. Laporan tersebut muncul menyusul laporan sebelumnya bahwa perusahaan-perusahaan Taiwan menarik staf mereka dari Tiongkok, setelah Beijing menguraikan hukuman tegas bagi para pendukung Taiwan merdeka.
"Setiap peningkatan ketegangan dengan Taiwan dapat menarik lebih banyak pengawasan terhadap Tiongkok, sehingga menarik lebih banyak sanksi dari Barat," urai Ibrahim.
Baca juga: Akhiri Pekan Ini, Rupiah Menguat ke Posisi Rp16.277/USD |