Resmi, Rumah Inggit Ganarsih, Gedung Indonesia Menggugat, dan Aula ITB jadi Cagar Budaya Nasional

Rumah Inggit Garnasih yang berada di Ciateul Kota Bandung. (foto: istimewa)

Resmi, Rumah Inggit Ganarsih, Gedung Indonesia Menggugat, dan Aula ITB jadi Cagar Budaya Nasional

Media Indonesia • 25 September 2025 15:17

Bandung: Rumah Inggit Ganarsih dan dua bangunan bersejarah lainnya di Kota Bandung, Jawa Barat, resmi ditetapkan sebagai Cagar Budaya peringkat nasional. Dua bangunan bersejarah lainnya yakni Aula Barat dan Aula Timur Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Gedung Indonesia Menggugat (GIM).

Anggota Tim Ahli Cagar Budaya Nasional (TACBN), Reiza D Dienaputra mengatakan penetapan ini tidak lepas dari peran Kota Bandung sebagai pusat lahirnya pergerakan nasional Indonesia. Dia menyebut banyak lahir organisasi besar di Kota Kembang.

"Bandung itu sangat layak disebut kota pergerakan nasional. Di sini lahir tiga organisasi besar. Indische Partij pada 1912, Partai Kesatuan Islam, dan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 1927. Karena itu, tiga bangunan ini amat sangat layak naik status menjadi cagar budaya nasional,” ungkap Reiza dalam sidang Tim Ahli TACBN di Kota Bandung, Kamis, 25 September 2025.

Menurut Reiza, meskipun bangunan Rumah Inggit Garnasih di Ciateul, Kota Bandung, telah berbeda dari bentuk asli, tapi lokasinya masih sama. Di rumah itulah, Inggit Garnasih -istri Presiden Soekarno- berperan besar dalam menopang perjuangan Sang Proklamator.

Baca juga: 

#OnThisDay: Bandung 215 Tahun, Sejarah Kota Kembang hingga Jadi Kota Kreatif Dunia



Rumah Inggit Garnasih. (Metrotvnews.com/Roni K)

Selama Soekarno ditahan di Banceuy, Inggit menjadi sumber kekuatan dengan menyediakan bacaan, buku, hingga surat kabar. Hal itu, agar pemikiran Soekarno tetap hidup.

“Inggit juga mendukung perjuangan politik Soekarno dengan menyediakan bekal materi untuk safari politik ke berbagai daerah di Jawa maupun luar Jawa. Soekarno tidak bermodal, tapi Inggitlah yang menopang. Dari rumah itu, lahir perjalanan-perjalanan politik yang menyebarkan semangat kemerdekaan,” jelas dia.
Baca juga: 

Hari Jadi ke-215, Farhan Beberkan Prestasi Kota Bandung Sepanjang 2025


Reiza menekankan, penetapan bangunan ini adalah pengakuan atas peran besar Bandung dalam sejarah bangsa. Pihaknya mengusulkan agar Rumah Inggit Garnasih dikembangkan menjadi Museum Pergerakan Nasional, karena peranannya melampaui sekadar tempat tinggal seorang tokoh. 

Sedangkan Aula Barat dan Timur ITB, merupakan salah satu simbol lahirnya pemikiran modern di masa kolonial. Gedung ini dibangun pada era Technische Hogeschool (THS), sekolah tinggi teknik pertama di Hindia Belanda.

Aula Barat dan Aula Timur ITB. (itb.ac.id)

Dari gedung itu, sejumlah tokoh pergerakan nasional pernah menimba ilmu, termasuk Soekarno dan sahabatnya, Anwari yang kemudian mendirikan biro arsitek bersama. Meski jumlah mahasiswa pribumi saat itu sangat terbatas, peran mereka sangat signifikan dalam membangun kesadaran kebangsaan. 

“Semua peserta sidang sepakat, tidak ada perdebatan berarti. Aula Barat dan Timur layak ditetapkan karena kontribusinya dalam melahirkan tokoh-tokoh pergerakan nasional,” papar dia.
Baca juga: 

Farhan Segera Poles Ulang Teras Cihampelas


Reiza melanjutkan, untuk GIM yang dulunya berfungsi sebagai ruang sidang Landraad atau pengadilan kolonial. Gedung ini mencatat sejarah penting ketika Soekarno membacakan pledoinya berjudul Indonesia Menggugat pada 1930, setelah ditangkap di Yogyakarta dan ditahan di Banceuy.

Gedung Indonesia Mengguggat (GIM). (metrotvnews.com/Roni K)
Pledoi itu bukan hanya menggema di Bandung, tetapi juga menggugah kesadaran politik rakyat Indonesia dan menarik perhatian internasional.

"Pidato Indonesia Menggugat menjadi peristiwa politik besar yang lahir di Bandung. Dari ruang sidang kecil itulah lahir suara lantang melawan kolonialisme,” sambungnya. (MI/AN)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Lukman Diah Sari)