Ilustrasi. Foto: Dok MI
Jakarta: Kurs rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan sore kembali terperosok ke zona merah. Rupiah sudah melemah terhadap dolar AS sejak pembukaan perdagangan pagi tadi.
Mengacu data Bloomberg, Selasa, 12 Agustus 2025, rupiah melemah ke posisi Rp16.279 per USD. Rupiah turun 10 poin atau setara 0,06 persen dibandingkan sebelumnya di posisi Rp16.279,5 per USD.
Di sisi lain, berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah malah melemah menjadi Rp16.270 per USD. Rupiah turun hingga 37 poin atau setara 0,23 persen dibandingkan sebelumnya Rp16.294 per USD.
Sedangkan berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (disingkat Jisdor), mata uang Garuda ini terpantau berada di posisi Rp16.298 per USD. Rupiah lebih rendah dibandingkan kemarin yang sebesar Rp16.253 per USD.
Rupiah sudah diprediksi fluktuatif
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan melemah.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.270 per USD hingga Rp16.320 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis harian.
Ibrahim mengungkapkan, 'gencatan senjata' tarif AS-Tiongkok, yang telah mengendalikan peningkatan bea masuk, akan berakhir pada 12 Agustus. Meskipun pasar berharap gencatan senjata ini akan diperpanjang, ketidakpastian mengenai hasilnya masih berlanjut.
(Ilustrasi. MI/Susanto)
Lonjakan ekspor Tiongkok minggu lalu, yang dilaporkan sebesar 7,2 persen (yoy) untuk Juli, menunjukkan para eksportir bergegas mengirimkan barang sebelum potensi tarif baru. Selain itu, AS menerapkan tarif timbal balik baru pada 7 Agustus, yang menargetkan barang-barang dari negara-negara dengan bea masuk hingga 50 persen.
Kemudian, harapan untuk kemungkinan berakhirnya sanksi yang membatasi pasokan minyak Rusia ke pasar internasional meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan ia akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus di Alaska untuk merundingkan akhir perang di Ukraina.
Di sisi lain, Ibrahim memandang proyeksi International Monetary Fund (IMF) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 yang kembali meningkat, menjadi 4,8 persen pada publikasi terbaru Juli 2025, mendorong pergerakan kurs rupiah pada hari ini.
"Sebelumnya, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,7 persen pada 2025. Terdapat kenaikan tipis 0,1 poin persen," papar dia.
Revisi IMF itu juga sejalan dengan kenaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia, yang pada 2025 menjadi 3,0 persen, naik 0,2 poin persen, dan pada 2026 mencapai 3,1 persen, naik 0,1 poin persen dibanding proyeksi April 2025.