Komisi X Menekankan Museum Bukan Hanya Bangunan Fisik

Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian. Foto: Istimewa.

Komisi X Menekankan Museum Bukan Hanya Bangunan Fisik

Despian Nurhidayat • 2 September 2025 18:43

Jakarta: Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian menegaskan museum dan cagar bukan hanya sekedar sebuah bangunan. Museum dinilai memiliki peran besar.

Hal itu disampaikan Hetifah merespons perusakan museum selama unjuk rasa yang berlangsung beberapa waktu lalu. Di antaranya, Museum Bagawanta Bari di Kediri, Gedung Grahadi di Surabaya, serta Bangunan Cagar Budaya di Bandung.

“Bagi kami, museum dan bangunan cagar budaya bukan hanya bangunan fisik, tetapi juga bagian dari warisan sejarah yang memiliki nilai edukasi, kebudayaan, serta identitas masyarakat,” kata Hetifah kepada Media Indonesia, Selasa, 2 September 2025.

Lebih lanjut, menurut Hetifah aksi massa yang berujung pada kerusakan fasilitas budaya seperti ini, tidak hanya menyebabkan kerugian material. Perbuatan tersebut mengakibatkan sejumlah artefak bersejarah yang sangat berharga hilang.

"Dan jelas merugikan dan meninggalkan luka bagi upaya pelestarian sejarah," ungkap Hetifah.
 

Baca juga: 

Museum dan Cagar Budaya di Surabaya hingga Bandung Rusak akibat Demo


Politikus Partai Golkar itu mendorong aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas pelaku. Aparat juga didesak membantu mencari aset-aset budaya yang hilang.

"Dan juga mendorong pemerintah daerah bersama Kementerian Kebudayaan, untuk segera melakukan langkah pemulihan dan rehabilitasi terhadap museum maupun cagar budaya yang terdampak. Perlu dipastikan bahwa restorasi cagar budaya juga menjadi prioritas,” sebut Hetifah. 

Hetifah pun sangat mendukung imbauan Kementerian Kebudayaan agar masyarakat mengembalikan artefak yang dijarah. Sebab, hal itu sebagai bentuk menghargai nilai sejarah yang terkandung dalam bangunan cagar budaya.

Selain itu, Komisi X DPR RI mengingatkan, bahwa menyampaikan aspirasi merupakan hak demokratis setiap warga negara, namun tidak boleh dilakukan dengan merusak fasilitas publik, terlebih terhadap fasilitas yang memiliki nilai sejarah tinggi.

“Intinya, kami menekankan bahwa demonstrasi adalah bentuk penyampaian pendapat yang harus dilakukan secara damai, tanpa vandalisme, agar warisan budaya dapat tetap lestari untuk generasi mendatang,” pungkas Hetifah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)