Harga Emas Tetap Bullish Meski Perang Dagang Makin Panas

Ilustrasi. Foto: dok Metrotvnews.com

Harga Emas Tetap Bullish Meski Perang Dagang Makin Panas

Husen Miftahudin • 15 July 2025 10:50

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) dibuka turun sekitar 0,19 persen pada sesi Senin (14/7) kemarin, seiring eskalasi ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan sejumlah mitra dagang utamanya. Meskipun perundingan terus berlangsung antara Gedung Putih dengan Uni Eropa dan Meksiko, pasar menilai ancaman tarif baru yang lebih luas termasuk niat mengenakan bea masuk pada tembaga telah mengikis sebagian permintaan logam mulia.

XAU/USD kemudian menyentuh level USD3.350 pada perdagangan Selasa (15/7) pagi, sebelum menemukan pijakan safe-haven di tengah ancaman Trump terhadap Rusia.

"Tren bullish XAU/USD masih valid. Kombinasi pola candlestick yang membentuk higher low dan higher high, serta Moving Average jangka pendek yang terus memotong ke atas MA jangka menengah, menandakan kelanjutan tekanan beli. Sinyal teknikal tersebut menunjukkan koreksi pada Senin (14/7) hanyalah fase konsolidasi sebelum laju kenaikan berlanjut," ungkap analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, dikutip dari analisis hariannya, Selasa, 15 Juli 2025.

Dupoin memproyeksikan dua skenario pergerakan hari ini. Jika tekanan bullish konsisten, XAU/USD dapat menguji level psikologis berikutnya di USD3.355. Namun, jika harga gagal mempertahankan momentum kenaikan dan mengalami koreksi, potensi penurunan terdekat berlokasi di kisaran USD3.330. Level support dan resistance ini menjadi acuan utama bagi trader dalam menetapkan titik entry dan exit, sambil menunggu data makro yang akan datang.

Mengguncang sentimen safe-haven, Presiden AS Donald Trump pada Senin malam mengumumkan ancaman tarif 100 persen atas ekspor Rusia jika Presiden Vladimir Putin tidak menyetujui gencatan senjata dalam 50 hari ke depan. Pernyataan ini memicu lonjakan permintaan emas menuju USD3.374 pada akhir pekan lalu. Namun, pernyataan Trump yang membuka ruang perundingan dagang dengan Eropa sempat menahan reli logam mulia, sebelum kembali didorong oleh khabar eskalasi.

Penguatan dolar AS yang terbatas memberikan udara segar bagi emas. Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk Juni, yang akan dirilis Selasa (15/7) ini, menjadi sorotan utama pasar. Ekonom memperkirakan inflasi tahunan naik tipis ke 2,6 persen dari 2,4 persen, dan inflasi inti stabil di 2,8 persen.

"Setiap angka IHK yang lebih lemah dari ekspektasi dapat meningkatkan prospek pemangkasan suku bunga The?Fed, sehingga mendukung harga emas," kata Andy.
 
Baca juga: Harga Emas Dunia Tergelincir, Kilaunya Mulai Meredup


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Fed masih hati-hati


Di sisi lain, sikap hati-hati The?Fed turut menjadi penahan. Ketua The?Fed Jerome Powell memprakirakan inflasi akan meningkat musim panas ini akibat tarif perdagangan, yang memaksa bank sentral mempertahankan suku bunga tinggi hingga akhir tahun.

Pernyataan serupa disampaikan Presiden The?Fed Chicago Austan Goolsbee, yang menyebut ketidakpastian tarif memperumit proyeksi inflasi dan menunda peluang penurunan suku bunga.

Investor juga mengamati data Penjualan Ritel AS untuk Juni dan klaim pengangguran awal pekan ini. Keduanya akan memengaruhi ekspektasi konsumen dan kekuatan pasar tenaga kerja, yang merupakan faktor penting bagi keputusan Fed selanjutnya. Dengan latar ketegangan tarif, dinamika geopolitik, dan kebijakan moneter yang saling tarik-menarik, harga emas hari ini diperkirakan bergerak dalam rentang USD3.330 hingga USD3.355.

"Kesimpulannya, meski menghadapi tekanan dari perang dagang dan penguatan dolar, sinyal teknikal bullish pada XAU/USD masih terjaga. Pelaku pasar disarankan memantau support di USD3.330 dan resistance di USD3.355 serta perkembangan IHK AS dan berita kebijakan tarif global sebagai penentu arah jangka pendek harga emas," tutur Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)